Salah satu ketunaan yang sering nampak pada anak berkebutuhan khusus adalah ketunaan yang berhubungan dengan wicara anak. sering kita jumpai terdapat anak berkebutuhan khusus yang tidak mampu untuk mengutarakan keinginannya bahkan mereka hanya bisa bubbling atau meracau dengan kata-kata yang tidak kita mengerti.
Ada banyak faktor yang menjadi penyebab anak tersebut mengalami kesulitan dalam wicara mereka, beberapa diantaranya dikarenakan kurangnya stimulasi pada anak tersebut, sehingga anak mengalami keterlambatan dalam proses mereka berbicara.
Menariknya beberapa anak berkebutuhan khusus yang kurang stimulasi wicara saat mereka kecil sangat berdampak pada perkembangan bicara mereka saat mereka tumbuh remaja bahkan dewasa.
Beberapa kasus yang sering dijumpai adalah ketika anak tersebut kurang stimulasi wicara ketika di paud atau tk maka dampaknya akan mempengaruhi perkembangan wicaranya saat mereka menginjak di jenjang Sekolah dasar, padahal pada tahapan ini lingkungan belajar menjadi lebih kompleks dan kemampuan wicara anak pun sangat diperlukan guna menunjang pembelajaran dan komunikasi anak. Untuk itulah peran orang tua dan terapis diperlukan untuk mengurangi permasalahan dalam wicara terhadap anak berkebutuhan khusus tersebut.
Banyak sekali terapi yang dapat digunakan untuk melatih wicara anak. tentunya metode dalam menerapi ini disesuaikan dengan hambatan yang dialami oleh sang anak, seperti kesulitan dalam hal penyebutan atau pelafalan, masalah artikulasi, dan ketunaan anak yang hanya bisa bubbling dan meracau menggunakan.
Salah satu metode yang dapat digunakan dalam melatih wicara anak berkebutuhan khusus adalah dengan mengajarkan mengaji. Mengaji dalam pandangan disini adalah latihan membaca Al-Quran. Tentu akan timbul pertanyaan mengajari mengaji dapat melatih wicara anak ?. iya tentu saja sangat bisa.
Dalam mempelajari bacaan al quran tentu kita akan mempelajari tentang huruf-huruf hijaiyah, macam-macam harokat atau tanda baca dan pelafalan bacaan yang benar sesuai dengan kaidah.
Dari hasil pengamatan di sekolah kami ada beberapa anak yang awalnya mengalami kendala dalam perkembangan wicara mengalami peningkatan dalam hal artikulasi dan penyebutan atau pelafalan mereka.
Dalam prakteknya anak-anak akan diajarkan mengidentifikasi dan melabel bacaan dari huruf hijaiyah, semisal anak disuruh menirukan huruf a, ba, ta, tsa,ja dan seterusnya. Biasanya guru atau terapis akan memperlihatkan salah satu huruf hijaiyah kemudian anak diminta untuk mengikuti bacaannya beberapa kali. Dari sinilah perlahan wicara anak akan terlatih.
Bibir dan lidah anak akan bergerak dan merangsang dalam melafalkan huruf tersebut. Hal ini sama ketika mengajarkan anak membaca kosa kata seperti ba,bi,bu,be,bo,ca,ci,cu,ce,co dll. meski terkadang secara ucapan terdapat huruf dengan pelafalan yang susah namun dengan hal tersebut dapat merangsang pergerakan mulut ananda agar lebih fleksibel dan tidak kaku.
Huruf hijaiyah pun mempunyai banyak harakat seperti (fatha, kasroh,dhomah, fathatain, domatain, kasratain, bacaan panjang dan lain sebagainya) sehingga anak akan berlatih melafalkan berbagai macam pelafalan huruf yang dapat menstimulasi otot dan syaraf wicara ananda yang terdapat diarea mulut anak.