Coronavirus disease 2019 atau yang familiar disebut Covid-19 menjadi perbincangan serius masyarakat dunia. Phenomena buatan tersebut memicu perhatian dikarenakan hampir seluruh elemen kehidupan manusia dipengaruhinya, tidak terkecuali di Indonesai.
Kehadiran Covid-19 telah banyak merubah tatanan hidup masyarakat, baik dari ekonomi, sosial, politik bahkan elemen pemebentuk sumber daya manusia yaitu Pendidikan juga ikut terkena imbas.
Perubahan yang cepat ini mengakibatkan terjadinya shok culture, yaitu kegagapan dalam beradaptasi dengan hal-hal baru yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Dalam hal ini pendidikan sebagai laboratorium yang melahirkan generasi bangsa juga ikut menjadi sasaran perubahan yang diakibatkan oleh pandemi covid-19.
Tentu pola-pola baru dalam dunia pendidikan pun mulai diterapkan, sperti belajar daring atau pembelajaran online, kemudian tugas semakin diperbanyak, praktek secara online dan hampir semua aktivitas pembelajaran berbasis online.
Perubahan ke arah digital ini ternyata memberikan damfak buruk bagi keberlangsungan dunia pendidkan, pola baru yang berbasis online mengakibatkan siswa/i tidak serius dalam belajar, malas-malasan, memilih bermain, bekerja, dan yang terparah adalah banyak yang memilih putus sekolah lalu kemudian mereka menikah dini.
Menurut perwkilan UNICEF Indonesia Debora Comini ia menemukan 938 anak putus sekolah akibat pandemic Covid-19 pada tahun 2020. (CNN Indonesia: 2020)
Situasi ini tentu sangat menghawatirkan, semkin lama pandemic ini berlangsung, tentu akan semakin banyak anak-anak yang memilih untuk putus sekolah.
Selain itu, epektifitas pembelajaran semasa pandemic tentu juga akan mempengaruhi kualitas siswa/i maupun mahasiswa/i yang akan dilahirkan oleh setiap instansi sekolah maupun perguruan tinggi.
Kemungkinan terparah dan jangka panjang yang akan ditimbulkan adalah bangsa Indonesia akan kehilangan generasi emas selama masa pandemic berlangsung.
Kekhawatiran yang lain adalah, siswa/i mapun mahasiswa/i yang lulus pada masa pandemic ini menjadi boomerang bagi bangsa Indonesia, yang justru akan semakin banyak menumpuk pengangguran dan menambah beban negara.