Lihat ke Halaman Asli

Arham Haryadi

Penulis lepas

Kasus Kabut Asap, Kalbe Gelar 79 Obat Gratis

Diperbarui: 11 Oktober 2015   10:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Pesta kabut di Riau dan kalimantan membuat kita jadi banyak cerita belakangan ini. Awalnya saya tidak pernah mengalami langsung kasus kabut asap tuh seperti apa, cuma kebetulan dua pekan lalu saya mengunjungi singapura (wah ternyata serasa masih subuh yah...). Di singapura saja yang sebenarnya saya dan Istri ngak ada masalah dengan pernafasan (kabut asapnya tipis kok), sudah ditawari free masker.

Tentu berbeda dengan dikawasan yang langsung bersentuhan dengan kasus kabut asap ini. Sabtu kemarin kalbe Farma bersama berbagai unit usahanya memberikan 79 obat gratis plus pemeriksaan kesehatan secara cuma cuma. Hal ini diselenggarakan Kalbe Farma dalam kegiatan CSR menanggapi kasus Bencana Asap. Kegiatannya berlangsung di depan Colours Mart Jalan HR Soebrantas Pekanbaru.

Dalam program CSR kasus kabut asap ini, kalbe menyediakan 4 tenaga apoteker untuk menyediakan dan meracik obat yang dibutuhkan masyarakat secara langsung. Kegiatan tanggap kasus kabut asap oleh kalbe ini direncanakan akan dilaksanakan pada wilayah yang terkena dampak bencana kasus kabut asap yakni Pekanbaru, Palembang, Jambi dan Pontianak.

Disini saya jadi teringat kasus kalbe yang menceritakan kalbe malah menekan harga obat padahal harga lagi pada melonjak, sebagai usaha CSR dan bagian dari kontribusinya ke masyarakat. Kegiatan yang diselengarakan kemarin, kita juga dibagikan masker gratis. Sebagaimana yang saya tau (saya rasa kita juga tau yah :-) ) pentakit kasus ISPA masyarakat Kota Pekanbaru saat ini sudah mencapai kondisi membahayakan bagi kesehatan.

Pembuktian Kalbe Science Award di kasus Kabut Asap

Cerita kabut asap rupanya juga membawa cerita, atau tepatnya tantangan bagi para pemenang favorit di kalbe science award (http://www.klikdokter.com/healthnewstopics/health-topics/studi-kasus-kalbe-pentingnya-pengasahan-iptek-dari-usia-dini) kemarin. Saffana membuat alat sederhana untuk mendeteksi kabut asap. Dengan alat sederhana untuk kasus kabut asap ini, dikatakan kalau ada asap, maka alarm akan langsung berbunyi. Dan karyanya ini diberi judul Alat Pendeteksi Dini Asap Kebakaran Lahan dan Hutan.

Waktu proses pembuatan dilakukan Saffana selama 2 pekan, alat pendeteksi asap ini yang terdiri dari serangkaian sirkuit elektronik. Bagian terpenting dari alat ini adalah penggunaan perangkat timer (IC NE 555). Kemudian asap yang ditangkap sensor, kemudian memicu alarm berbunyi keras. Tujuan untamanya adalah membuat peringataan sedini mungkin sebelum bencana kabut asap melanda. 

Alat pendeteksi asap ini dapat dipasang di lahan perkebunan, hutan, maupun perumahan. Jadi jika ada kebakaran hutan atau lahan dapat segera diketahui dan kemudian dilakukan pemadaman.

Dari sini saya berpikir positif (husnudzon) dibalik bencana kasus kabut asap (ujian), ternyata membawa banyak berkah. Masyarakat dan korporat saling membantu, plus ilmuwan muda yang kompetisinya dihelat kalbe kemarin, ngak sia sia. Langsung membuktikan kontribusinya. Semoga dibalik kasus kabut asap ini, masih banyak pembuktian hal positif yang akan terjadi.. Amin 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline