Lihat ke Halaman Asli

Arham Haryadi

Penulis lepas

Ini Dia, 3 Alasan Utama Kenapa Tweetdeck Diakuisisi Twitter

Diperbarui: 26 Juni 2015   06:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berita tentang akuisisi TweetDeck mencuat lagi, kali ini beritanya dilaporkan TechCrunch dan Dailysocial. Sebagai pengembang innovasi gaya berkomunikasi twitter bisa dikatakan tertinggal dengan layanan third parties yang lebih functional, misalnya tweetdeck. Dibandingkan dengan tweetdeck atau layanan sejenis seperti Hootsuite, twiiter jauh tertinggal khusunya dari sisi pengembangan featurenya. Karena itulah hingga kini evolusi twitter mulai 2007 hingga 2010 lebih di dominasi kontribusi para third-party developers-nya.

Twitter needs Tweetdeck

TweetDeck is one of the most innovative Twitter-based services available. Selain pengguna layanan mobile dan tablet lebih banyak menyukai tweetdeck, sebuah studi menyebutkan penyumbang 42% traffic tweet berasal dari unofficial Twitter apps. Beruntung bagi twitter, layanan yang digemari tech savvy ini juga mensupport “promoted tweet” sehingga memungkinkan project monetasi twiiter tetap berjalan. Where is the value in an acquisition? meskipun memang banyak alasan kenapa twitter harusnya mengakuisisi tweetdeck, saya melihat ada 3 alasan utama kenapa twiiter harus mengakuisisi tweetdeck: Advanced Features : Twitter’s single column becomes cluttered, biasanya menjadi masalah ketika seseorang mulai terlalu banyak meng-follow. TweetDeck’s multi-column interface memudahkan cara kita membaca pesan berita, monitoring, hingga mensortir pemberitaan ditambah lagi cara ini lebih efektif dan effisien dibanding single column. Access to Other Services : Logikanya semakin banyak layanan social media network berarti semakin suli orang tersebut me-manage layanan mereka. Fungsinya mirip dengan ping.fm namun feature ini lebih cerdas karena sifatnya yang bukan blasting status. Sebelumnya TweetDeck telah merilis feature yang memungkinkan usernya untuk meng updates to Twitter, Facebook, LinkedIn, MySpace, Foursquare, dan Google Buzz dalam satu deck interface. Access to Power Users : Meskipun tweetdeck tidak mempublikasi berapa besar pengguna layanan mereka, setidaknya jika mengacu pada stud case diatas penguna tweetdeck bisa saja berisi “power-user” seperti influecer/ rainmaker dan beberapa lainnya. Ada yang ingin menambahkan?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline