Lihat ke Halaman Asli

loyalitas yang terkikis

Diperbarui: 26 Juni 2015   08:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1298538744668163900

Loyalitas yang terkikis” ( argustya2010@yahoo.co.id )

[caption id="attachment_91781" align="alignnone" width="150" caption="ku coba bertahan....."][/caption]

Saya pernah idealis untuk berbuat loyal terhadap perusahaan yang telah membayar tiap bulannya kepada apa yang saya sumbangkan berupa tenaga dan waktu serta pemikiran-pemikiran yang bersifat membangun demi kemajuan perusahaan tsb. Bahkan pada waktu saya ada acara keluargapun saya dipanggil ada barang datang ( saya punya jabatan Kepala Gudang ) diperusahaan asing. Sayapun bergegas menuju kantor, ternyata ada barang datang 1 kontainer minyak ( ini salah satu contoh kecil yang saya utarakan ). Jam kerja saya pkl. 08.00 – 17.00, datang ke kantor pkl. 19.15 WIB sampai 04.00 WIB. Tanpa tidur, tanpa makan, tanpa uang transport, tanpa alat pendukung yang memadai, parahnya lagi tidak adanya koordinasi terkait. Saya kesana kesini cari informasi by phone, tentunya jawaban sangat tak memuaskan.............parahnya lagi ini perusahaan dimana saya bekerja.

Disinilah saya dituntut suatu yang besar tanpa ada apa-apanya dimana semua itu pendukung bagi pekerjaan saya, yang saya sangat anggap penting. Bahkan sebatas mana loyalitas yang mereka inginkan?? pkl. 07.30 WIB saya sudah stay on office, karena banyak yang akan saya kerjakan, karena saya punya 162 material yang harus saya pantau balance-nya. Setelah banyak kejadian yang menimpa saya yang sangat berpengaruh terhadap kinerja dan loyalitas kerja.

Banyak hal muncul dalam hati, apa maunya?? sekarang saya datang ke kantor tepat pukul 08.00 pulang pkl 17.00 WIB. Dimana ada barang datang baik itu import atau lokal diluar jam kerja saya tidak mau tahu, apalagi hari sabtu & minggu saya libur ( 5 hari kerja ). Pasti saya menolak bila disuruh hadir ke kantor....mau tidak mau harus jam kerja. Saya tidak perduli kantor saya kena chas container, karena overtime. Karena merekapun tidak mau tahu dengan kondisi saya.

Bagi saya dalam melakukan suatu pekerjaan tidak hanya sesuai prosedur yang diterapkan tetapi juga adanya etika dalam bekerja, serta etika dalam berkomunikasi menyampaikan sesuatu. Menerima suatu jabatan bagi saya tidak membanggakan, jabatan bukan hanya untuk bergaya, petantang petenteng di depan bawahannya, bernyanyi keras di depan bawahannya ( marah ), jabatan bukan sebagai alat buat aji mumpung. Memutuskan suatu keputusan yang penting tanpa banyak berpikir. Jabatan disuatu pekerjaan jangan menjadikan kita sok segalanya.

Suatu jabatan yang diberikan kita merupakan tanggung jawab yang sangat besar bagi kita, karena kepercayaan orang lain kepada kita, tapi dibalik semua itu suatu jabatan itu adalah suatu cara kita bisa menggolah dalam melakukan sistem & prosedur agar berjalan baik. Tapi dalam melakukan dan menjalankan jabatan itu sendiri harus punya etika, etika dalam memerintah , etika dalam menerima masalah dari bawahannya, etika dalam menyelesaikan masalah itu sendiri, etika dalam membuat suatu keputusan yang tepat, etika dalam menguasai emosi orang lain dan bawahannya.

Salah satu sifat seorang pemimpin adalah asah,asih asuh yang bersifat ngemong. Asah,memberi suatu pendidikan atau pengetahuan dalam bidang tertentu atau bahkan diluar bidang tsb, yang bersifat membangun diri. Asih, memberi ketenangan dan kenyamanan dalam melakukan pekerjaan yang ada atau bahkan pekerjaan yang kita berikan serta yang kita minta. Asuh, menerima keluhan dan mencari jalan keluar bersama, membenarkan apa yang benar dan memperbaiki apa yang kurang benar dari hati ke hati. Jangan sering berkata SALAH tapi ucapkan lebih mengena dengan kata kurang benar ( Contoh “ Apa yang kamu kerjakan kurang benar, yang benar demikian...... dengan ditambah sedikit penjelasan “ atau apa yang kamu pikirkan semuanya baik tapi sebenarnya begini........”. Jadi mereka yang mendengarkan ucapan kita akan sedikit banyaknya tetap akan merasa di hargai, karena mereka telah melakukan pekerjaan tsb. Pada intinya dalam bekerja, etika tetap di ikutkan dalam kesehariannya. Agar apa yang kita inginkan akan dilakukan dengan baik,benar dan mereka juga akan menghargai kita.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline