Lihat ke Halaman Asli

Pasar Pariwisata Masa Depan. Mencari, Meramu, Mengolah Daun- daunan Mentah

Diperbarui: 11 November 2015   05:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Pasar pariwisata masa depan.

Wisata Pengalaman Lokal : mencari , meramu , mengolah daun- daunan mentah.

Jika berkunjung ke Kawah Ijen di Jawa Timur, ada satu pertanyaan yang selalu diajukan oleh para wisatawan “ selain Kawah Ijen, di Bondowoso ada apanya?”. Untunglah kalo wisatawan nusantara secara umum saya ajak membeli Tape yang sudah terkenal sebagai produk unggulan di Bondowoso. Tapi kalau wisatawan dari mancanegara, mereka lebih tertarik untuk mengetahu budaya dan kehidupan masyarakat lokal.

Di desa Sumber Kemuning kecamatan Tamanan Kabupaten Bondowoso, ada kegiatan bagi wisatawan mancanegara yaitu pengalaman meramu daun-daun mentah ( raw food) yang bahasa jawa disebut Trancam. Yaitu sayur mentah yang dimakan dengan sambel kelapa dengan sedit pedas dan bumbu bawang putih yang menyengat. Tidak hanya itu, para turis di ajak keliling desa untuk mengumpulkan daun-daun itu disertai minum kelapa muda yang langsung dipetik dari pohon.

Adalah seorang pensiunan guru Sekolah Dasar bernama Bapak Hasan Basri yang tinggal di desa tersebut, tanpa terpaksa dan pamrih selalu siap mengantarkan para turis untuk keliling desa. Pak Hasan memperkenalkan dan memberitau manfaat bagi kesehatan berbagai tumbuhan di desa antar lain, daun Jambu, daun Jonggolan, daun Jeruk, daun Papaya, bahkan daun Nylateng( bahasa Madura) atau Rawe(bahasa Jawa) yang terkenal gatalpun bisa digunakan sebagai pengobatan. Setelah berkeliling, para tuis di ajak mengolah bahan tersebut mulai dari mengiris tipis daun sampai memarut kelapa. Istrinya (Bu Hasan), tidak segan mengajari bagaimana mengolah bumbu membuat sambel trancam. Atraksi yang menarik adalah pada saat Kreweng ( pecahan genting) yang sudah memerah dibakar kemudian ditaruh di Layah yang sudah berisi parutan kelapa agak banyak, yaitu bunyi cessss…………… karena panasnya Kreweng dibalut kelapa yang masih basah sehingga menimbulkan aroma yang sangat harum, lezat dan menggoda untuk segera mencicipi trancam tersebut. Berikutnya adalah acara makan bersama di pondok belakang rumahnya dengan dikelilingi rimbunya pepohonan dan tentunya segarnya kelapa muda yang langsung dipetik dikebun itu.

Dari kegiatan tersebut, pak Hasan setiap ditanya berapa wisatawan harus bayar selalu bilang terserah. Dia tidak bisa menghargai atraksi dan pelayanan yang diberikan karena menganggap setiap orang yang datang dirumahnya adalah tamu yang harus dilayani semampunya dengan baik tidak memandang dari mana asal Negara, ataupun agamanya. Untungya turist asing yang berkunjung didampinggi oleh guide dari HPI ( Himpunan Pramuwisata Indonesia) sehingga oleh guide disarankan memberikan uang penganti makanan dan minuman rata- rata sebesar Rp. 50.000,- per orang.

Dalam beberapa artikel di internet, yang membahas tren wisata masa depan yaitu anatara lain dari : hotelexcecutive.com, nasional geographic.co.id, travelkompas.com, beritasatu.com, travelchanel.com, dll selalu menempatkan Local Experience atau Pegalaman Wisata interaksi dengan Lokal ( manusia, budaya, produk makanan, keunikan) menjadi trend wisata masa depan, sehingga terjadi pergeseran yang sebelumnya mass tourism yaitu wisata mengunjungi tempat terkenal misalnya Candi Borobudur, candi Prambanan, Gunung Bromo, kawah Ijen dll sekarang memungkinkan mereka mengunjungi daerah yang sama sekali tidak terkenal.

Di Bondowoso banyak sekali tempat indah berupa lanskap pedesaan yang indal dan alami yang kalau indahnya tempat wisata diukur dari banyaknya turis yang memfoto persawah di Ubud, Bodowoso punya spot yang lebih dari Ubud. Sebud saja di Wilayah Kec. Maesan ada Penanggungan, serta Gunung Sari letaknya selatan Bondowoso. Di wilayah timur ada Sukawono Kecil hingga Pringgopdani perbatasan Sumber Jambe- Jember. Diwilayah barat ada Ardisaeng hingga Tancak Kembar, serta di wilayah utara ada lanskap masih perawan didaerah Leprak sampai Wonoboyo di daerah Kec. Klabang.

Wilayah tersebut sekarang menjadi tren destinasi wisata dunia asalkan kita mampu memperlihatkan didunia internasional. Tehnologi informasi telah menembus batasan dimesi informasi sehingga memungkinkan orang dari kota besar dunia seperti Paris, London, Amstedam, Swisi, Berlin, New York, Toronto, los Angless dll tiba2 datang ke wilahlah terpencinl pinngiran pedesaan bondowoso ini.

Beberapa aplikasi web di dunia internet memfasilitasi possibility kunjungan wisata Pengalaman Lokal adalah sebagai Berikut:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline