Lihat ke Halaman Asli

KELUARGA DAN SIKAP DEMOKRATIS

Diperbarui: 17 Juni 2015   06:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Masalah Kontemporer dan Demokratisasi Institusi Keluarga

Problematika kontemporer yang melanda masyarakat Indonesia khususnya kalangan remaja yang mulai mengalami degradasi moral yang begitu kontras dengan idealisme demokrasi pancasila. Banyaknya fenomena kemunduran moral berhubungan dengan etika berdemokrasi yang gagal berkembang dan mentransferkan nilainya ke kalangan masyarakat Indonesia. Banyak remaja yang tidak mengerti bagaimana bertindak dengan mengamalkan nilai-nilai pancasila dan sebagai warga negara yang demokratis (bentuk dari good citizenship). Problematika ini bisa diminimalisir salah satunya lewat pendidikan kewarganegaraan yang dimulai dari dasar anak atau remaja berkembang yaitu keluarga. Oleh sebab itu pentingnya pendidikan kewarganegaraan dengan konsep membangun lingkungan yang demokratis harus dikembangkan di lingkungan keluarga, sehingga anak atau remaja punya pondasi karakter demokratis yang kuat untuk terjun ke masyarakat dan menyikapi lingkungan sekolah ataupun sejenisnya pula.

Membangun lingkungan yang demokratis dapat dikembangkan di keluarga dengan berbagai pendekatan, baik dengan melakukan nasehat kepada anak sampai melakukan rekreasi edukasi yang mengembangkan karakter demokratis anak. Paradigma kaku yang biasa berkembang dimasyarakat tentang ketaatan mutlak seorang anak terhadap orang tua yang membuat anak cenderung takut dan potensinya “disetir” orang tua harus mulai diubah. Karena bagaimanapun keluarga ideal bukanlah suatu pemerintahan micro yang otoriter namun lebih cocok jika mencerminkan suatu keluarga yang berkarakteristik demokrasi.

Karakteristik demokrasi sendiri dapat dilihat dari nilai-nilainya yaitu mempunyai kebebasan, kreatif dan inisiatif, plural dan toleransi, adanya dialog, diskusi, negosiasi dan kompromi. Nilai-nilai ini dapat diajarkan pada anak/keluarga dengan membangun suasana keluarga yang harmonis, terbuka, toleran dan kompromis. Karena inilah penulis mencoba membuat makalah tentang membangun lingkungan demokratis di lingkungan keluarga, sehingga dapat meminimalisir problematika degradasi moral yang terjadi di kalangan remaja di Indonesia.

Karakteristik Masyarakat dan Warga Negara yang Demokratis.

            Karakter masyarakat yang demokratis adalah dimana ada kehidupan bersama yang penuh tepo seliro (toleransi) perilaku seseorang selalu memperhitungkan orang lain. Masyarakat yang memiliki kultur dan narilai-nilai demokrasi, seperti:

1.      toleransi,

2.      menghormati perbedaan pendapat,

3.      memahami dan menyadari keanekaragaman masyarakat,

4.      terbuka dalam komunikasi,

5.      menjunjung tinggi nilai-nilai manusia,

6.      mampu mengekang diri sehingga tidak mengganggu orang lain,

7.      saling menghargai. (John Dewey dalam (Zamroni,2003:81).

      Semua ini bisa terwujud jika individu/warga negara dalam masyarakat mempunyai kepribadian yang demokratis pula. Warga negara yang demokratis sendiri adalah warga negara yang punya kepribadian demokratis, berbudaya politik partisipan, sebagai generator citizen, mengutamakan kepentingan publik, dan punya nasionalisme yang kuat.

      Menurut Laswell (dalam Cholisin ,2003:83) indikasi kepribadian demokratis mencangkup:

1.      sikap hangat terhadap orang lain,

2.      menerima nilai-nilai bersama orang lain,

3.      memiliki sederetan luas mengenai nilai-nilai,

4.      menaruh kepercayaan terhadap lingkungan,

5.      memiliki kebebasan yang relatif sifatnya terhadap kecemasan.

 

Keluarga dan Warga Negara yang Demokratis

Mengembangkan Lingkungan Demokratis di Lingkungan Keluarga

      Sesuai dengan pengertian dan fungsinya bahwa keluarga adalah salah satu lingkungan yang dapat menanamkan nilai-nilai dan norma-norma budaya serta sebagai salah satu agen sosialisasi, bagaimanapun lingkungan keluarga sangat berpengaruh dalam pembentukan karakter demokratis pada anak. Tidak bisa dipungkiri bahwa keluarga mengambil peran yang sangat penting membangun karakter demokratis pada anak/remaja. Dalam hal ini sangat diperlukan pembentukan lingkungan keluarga yang demokratis untuk membentuk karakter anak yang demokratis pula sebagai warga negara Indonesia.

      Keluarga harus senantiasa mengoptimalkan fungsinya sehingga moral dan akhlak anak/remaja bisa terbentuk sesuai norma dan nilai budaya di masyarakat. Keluarga wajib membangun lingkungan yang kondusif dengan mencerminkan nilai demokrasi seperti partisipatif, keterbukaan, adanya dialog dan diskusi, toleran, menghargai pendapat orang lain (disini adalah anggota keluarga), dan juga adanya kreativitas dan inisiatif. Keluarga tidak semerta-merta pemerintahan micro yang otoriter dengan orang tua sebagai pemegang kekuasaannya, keluarga seharusnya lebih diibaratkan sebagai negara yang demokratis dengan adanya kontrol yang lebih teratur yang dilakukan oleh orang tua. Sehingga anak/remaja merasa diikutsertakan dan juga sebagai pemeran penting dalam pengembangan lingkungan di keluarga. Beberapa contoh perilaku demokratis yang mengembangkan lingkungan demokratis di lingkungan keluarga adalah sebagai berikut ;

a.       berlaku adil terhadap semua anggota keluarga tanpa pilih kasih,

b.      memberikan kesempatan pada anggota keluarga untuk memberikan saran, kritik demi kesejahteraan keluarga,

c.       mengerjakan tugas rumah sesuai dengan perannya dalam keluarga,

d.      saling menghormati dan menyayangi,

e.       menempatkan Ayah sebagai kepala keluarga,

f.       melakukan rapat keluarga jika diperlukan,

g.      memahami tugas & kewajiban masing-masing,

h.      menempatkan anggota keluarga sesuai demngan kedudukannya,

i.        mengatasi dan memecahkan masalah dengan jalan musyawarah mufakat,

j.        saling menghargai perbedaan pendapat masing-masing anggota keluarga,

k.      mendahulukan kepentingan bersama daripada kepentingan pribadi.

      Dengan mengembangkan lingkungan demokratis seperti ini diharapkan karakter demokratis akan berkembang dan kemrosotan moral dilingkungan remaja akan dapat diminimalisir. Sehingga menciptakan masyarakat yang demokratis sesuai dengan ideologi dan konstitusi negara Indonesia.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline