Lihat ke Halaman Asli

Disproporsional Dualisme SBY

Diperbarui: 24 Juni 2015   15:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1364873748328966869

Terpilihnya SBY dari hasil Kongres Luar Biasa (KLB) sebagai Ketum PD menimbulkan kontroversi besar di kalangan elite politik. Selain menjadi Ketum, SBY juga menjabat sebagai Ketua Majelis Tinggi, Ketua Dewan Pembina, dan Ketua Dewan Kehormatan. Terkait hal ini Direktur Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (SIGMA) mengatakan "terpilihnya Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Ketua Umum Partai Demokrat justru membangun kesadaran publik bahwa Demokrat bukan partai modern yang mampu mencetak kader berkualitas sebagai pemimpin."(tempo) Jika melihat usia dari berdirinya partai ini pada tahun 2001, aneh rasanya jika partai ini belum bisa mencetak kader - kader yang berkualitas. Hampir dari setiap kader partai ini yang memiliki jabatan di pemerintahan tersangkut kasus korupsi. Maka tidak heran jika partai ini merupakan partai terbesar yang melakukan tindakan korupsi. Dikatakan bahwa naiknya popularitas partai ini dikarenakan figuritas pada SBY. Setelah SBY turun, maka partai ini pun akan kehilangan popularitasnya. Benar ternyata bahwa sebuah partai yang dibangun dengan pencitraan atau figuritas dari seorang tokoh akan jatuh ketika tokoh tersebut lengser. Maka, dualisme posisi SBY pun dipertanyakan tentang keberpihakan nya. Sebagai seorang presiden sudah selayaknya urusan partai harus ditanggalkan. Karena seorang Presiden dipilih oleh rakyat dan untuk rakyat, bukan hanya dari orang - orang partainya. Hal ini juga diungkapkan oleh mantan Mensesneg Yusril Ihza Mahendra "Sebenarnya saya enggak mau berkomentar. Tapi, kalau ditanya bagaimana pendapat saya? Andai kata saya sebagai presiden saya akan lepaskan jabatan di partai itu. Sebab saya pikir presiden itu harus berdiri di atas semua golongan," PD mendukung penuh SBY sebagai Ketum agar bisa menyelematkan PD dalam keterpurukannya saat ini. Para kader menganggap bahwa SBY adalah juru selamat yang bisa membawa kembali kejayaan partai ini. Berhasil atau tidaknya strategi partai ini, kita akan menyaksikan bersama di pesta demokrasi RI 2014. (anp)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline