Lihat ke Halaman Asli

arga auliarahman

seorang petualang yg suka makan

Sisi Gelap Dunia Maya

Diperbarui: 18 Januari 2022   13:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

haii haii kawan kawan sekalian. kembali saya menulis dengan judul yang berbeda setelah tentang konten. yaa saya arga aulia rahman mahasiswa universitas ahmad dahlan jurusan ilmu komunikasi yang sekarang masih semester genap. pada kesempatan ini saya ingin menulis tentang "sisi gelap dunia maya" semoga kalian semua yang membaca tulisan saya ini sehat dan selalu dalam lindungannya aamiin.

di era yang serba digital kita semua dapat dengan mudah mencari, mengakses, atau bahkan memberi informasi palsu yang biasa di sebut dengan hoax. kerap kali kita terlalu fokus smartphone kita  yang dimana didalamnya kita sedang mengakses dunia maya. ntah dari media sosial ataupun marketplace yang tersedia disana. memaang tentu banyak sekali manfaat yang dapet kita temui di dalamnya, tapi apakah kalian pernaha berfikir sisi gelap dari dunia maya?

fungsi dari media sosial sendiri selain alat untuk berkomunikasi juga dapat berbagi dan mencari informasi tertiki dan teraktual. walau begitu media sosial juga memiliki dampak yang bisa dibilang serius. mengutip dari film yang saya tonton yaitu "the social dilemma" yang dimana beberapa orang yang telah menciptakan sebuah inovasi merasa bahwa apa yang mereka ciptakan ini malah disalahgunakan oleh beberapa oknum.

sebelum jauh membahas lebih dalam tentang sisi gelap dunia maya, apa dissi kalian tau atau pernah mendengar fil tentang "the social dilemma?" film yang lahir di tahun 2020 yang dimana film ini di sutradarai oleh jeff orlowski yang dimana ini adalah film dokumenter yang kesekian yang telah ia buat. 

film ini bercerita tentang suara suara dari paramantan pekerja dari perusahaan yang membuat media sosial seperti facebook, twitter, youtube, snapchat, dll. diceritakan oleh salah seorang yang pernah bekerja di google bahwa pada awalnya mereka merasa bangga akan karya yang mereka buat, karna dapat menemukan saudara yang telah lama hilang, atau bahkan mencarikan pendonor bagi seoranag yang memerlukannya dan masih banyak hal hal positif yang bisa mereka banggakan. tetapi diluar itu, seiring perkembangan zaman, seiring dengan kemajuan teknologi, banyak oknum oknum yang menyalahgunakan inovasi inovasi tersebut, seperti mencuri data diri, menimbulkan hoax, membuat [engguna kecanduan, mengurangi kesehatan mental, dll.

"semua teknologi yang canggih tidak berbeda dengan sulap" arthur c. clarke. yaa benar sekali pernyataan arthur ini. agaimana tidak, dijaman ini banyak sekali manusia yang tidak dapat hidup ketika tidak menggunakan media sosial. bahkan sekalipun mereka dijumpai di dunia nyatanya seorang yang intropert di dunia maya bisa seolah-olah menjadi ekstropert. tanpa sadar kita telah menjadi kelinci percobaan oleh teknologi teknologi yang sedang berkembang pesat ini. dimana para peruhasaan teknologi ini sedang menjual kita pada perusahaan yg mengiklankan produknya. dan tanpa sadarpula, kita menjual diri kita dengan menyerahkan dta diri kita.

beberapa dari meraka yang menyesal akan temuannya berkata bahwa dirinya sendiri termanipulasi akan ciptaannya. kecanduan dengan ponselnya sehingga selalu melihat media sosial. yaa media sosial sama seperti narkoba, jakalau sudah kecanduan, sangat sulit untuk mengatasinya. lebih buruknya lagi adalah ketika kita jadi terasa jauh dengan orang sekitar karna media sosial. 

banyak sekali fitur fitur di media sosial yang dirancang untuk memercantik diri, atau like, share and follow justru membuat mental pengguna rusak. contohnya dengan filter di instagram, banyak sekali orang yang tidak pede dengan wajahnya sehingga menggunakan filter tersebut dan akhirnya merasa insecure dengan dirinya sendiri. menjadikan tidak percaya diri, menjadikan semuanya beban. dilanjut dengan like atau love, banyak remaja sekarang demi mendapatkan like atau love yang banyak ia merelakan berbagai cara, misal dengan berpakaian minim atau dengan hal lainnya. tanpa sadar itu semua telah merusak mental si pengguna.

selain itu, dijelaskan bahwa para pengembang teknologi di platfrom media sekarang membuat prakira tentang waktu yang di gunakan si pengguna dalam mengakses media sosial. dengan banyaknya waktu yang digunakan oleh si pengguna maka banyak juga uang yang dihasilkan oleh perusahaan perusahaan tersebut. mungkin banyak yang bertanya mengapa? karna siapa sangka bahwa kita di jadikan prodak oleh perusahaan untuk membayar iklan iklan yang tayang tersebut. dari kalian pasti tau platfrom youtube kan? yaa sering kali youtube menampilkan iklan iklan dari apa apa yang pernah kita akses. apa menurutmu iklan tidak dapat bayaran? ooh itu jelas salah karna kita lah yang memayarnya dengan cara melihat iklan tersebut. jada dengan kata lain kita adalah prodak prodak yang dihasilkan dari perusahaan tersebut. sebagai gantinya kita dapat mengakses aplikasinya secara gratis.

pastinya dari kalian pernah diminta untuk mengisi data diri kalian sebelum memulai mengakses media sosial kan?. apa kalian pernah berfikir bahwa data driri kalian akan lari kemana? ooh tentu saja itu bisa dijadikan informasai ketika ada temen yang mencari. betul, tapi disamping itu, data diri kalian juga bisa disalah gunakan oleh orang orang yang tidak bertanggung jawab. 

banyak yang kita tidak sadari dari aa yang kita gunakan di media sosial. banyak psikologi kita sudah terpengaruh oleh media sosial. kita memang seperti kelinci percobaan yang dimana aktifitas kita, kepribadian kita, data diri kita sudah dihimpun semua oleh salah satu platfrom media. sehingga dengan demikian, kita dapat dengan mudah di kendalikan oleh mereka tanpa kita ketahuii. lebih parah dari itu, terkadang kita mengikuti standar orang lain yang mengomentari kita di sosial media sehingga ada perasaan yang ingin sekali merubahnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline