Lihat ke Halaman Asli

Mr. aBc

Salam Gloria

Sandal Jepit di Musim Hujan

Diperbarui: 31 Oktober 2020   20:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Koleksi Sandal Jepit (Dokpri)

Menikmati malam Minggu, sambil duduk di teras rumah. Lebih menyenangkan lagi, sambil menikmati suasana gerimis romantis. Musim hujan telah tiba, akhir Oktober 2020, kotaku Sidoarjo telah resmi memasuki musim penghujan.

Saat cuaca panas, rindu cuaca dingin. Saat santai, rindu sibuk. Saat musim kemarau, rindu musim hujan. Saat musim hujan telah tiba, rindu musim kemarau. Ah...itulah manusia, akan selalu rindu.

Musim hujan identik dengan genangan air, bahkan banjir. Sudah saatnya kembali untuk bernostalgia dengan: payung, jas hujan, jaket, dan tak lupa sandal jepit kesayangan. Sandal yang sangat fenomenal, trendi, dan fleksibel untuk digunakan. Masyarakat Indonesia, tentu tidak asing dengan sandal jepit.
Meskipun terkesan biasa, sandal jepit ternyata memiliki nilai/filosofi, yang berguna untuk pembelajaran hidup yang berharga. Jujur, sandal jepit bagi saya adalah sandal favorit untuk menemani aktifitas dan perjalanan. Selain murah, juga sangat nyaman digunakan. Namun, mungkin bagi sebagian orang, sandal jepit justru dihindari demi harga diri dan gengsi.

Simbol kesederhanaan
Sandal jepit, merupakan simbol kesederhanaan hidup. Orang yang memakai sandal jepit adalah mereka yang senang pada suasana yang biasa, dan santai. Sandal jepit mengajarkan kita hidup dengan kesederhanaan dan rendah hati. Harta dan jabatan hendaknya tidak menjadikan kita menjadi sombong. "Banyu bening ora golek timba" (air yang jernih tidak mencari timba). Artinya, jika diri kita memiliki kelebihan/kemampuan, maka tugas/tanggung jawab pasti akan sendirinya datang. Selanjutnya, tugas dan tanggung jawab tersebut harus kita laksanakan dengan baik. Mengutip dari pesan film Spiderman (kemampuan besar juga dituntut tanggung jawab yang juga besar).

Sandal jepit, ada yang harganya murah, sedang, bahkan mahal karena mereknya. Meskipun mahal dan bagus, tempat sandal jepit tetaplah di bawah (kaki), kecuali oleh anak kecil di desa yang lomba lari, maka sandal jepit akan berpindah tempat ke tangan, karena mereka lebih nyaman berlari dengan kaki. Sebagaimana sandal jepit, mengajarkan kita untuk hidup sederhana, dan tidak sombong.

Rela dilepaskan, jika tiba saatnya
Sandal jepit biasanya digunakan di luar rumah, namun ada juga yang di dalam rumah memakai sandal jepit. Pada umumnya, jika sandal jepit sudah digunakan dari luar rumah, maka akan dilepaskan ketika akan masuk ke dalam rumah, ataupun masuk ke tempat ibadah. Jika kita masih anak-anak, maka akan memakai sandal jepit yang sesuai dengan ukuran kaki. Namun, jika sudah bertambah besar dan dewasa, tentuk kita akan membeli sandal dengan ukuran yang lebih besar, dan sandal yang lama tidak akan digunakan lagi.

Ada saatnya bagi kita untuk melepaskan diri dari hal-hal duniawi: harta, jabatan, nyawa, bahkan harus rela untuk melepaskan mantan. Segala sesuatu pasti ada saatnya, karena hidup manusia adalah tidak mutlak, ada Tuhan yang empunya hidup.

Simbol kesetiaan
Sandal jepit merupakan sandal yang sangat setia. Karena sandal jepit akan selalu berduaan dan berpasangan (kanan dan kiri). Sandal jepit juga tidak cocok jika berpasangan dengan sandal jenis lain, ataupun dipasangkan dengan sepatu. Sandal jepit juga akan selalu berpasangan, tidak bisa hanya satu sisi, ataupun sama sisi (kiri-kiri atau kanan-kanan). Demikian juga hidup manusia, diciptakan Tuhan untuk saling berpasang-pasangan, laki-laki dan perempuan. Mereka hidup saling melengkapi dan menyempurnakan. Berjalan menuju satu tujuan hidup.

Sandal jepit, jika putus akan berusaha untuk rukun kembali, menyambungkan kembali ikatan yang putus. Sebagaimana yang kita lakukan jika salah satu sandal jepit kita putus, maka sebisa mungkin akan kita sambung kembali dengan paku, atau peniti. Karena jika tidak kita sambung lagi, maka kita akan jalan memakai sandal dengan cara diseret.

Selalu siap
Sandal jepit merupakan salah satu sandal yang selalu menemani pemiliknya. Dia akan siap ketika digunakan kapan dan kemana saja. Begitu juga sebaiknya manusia, harus menjadi sosok yang selalu siap dan berguna, dalam hidup. Jika orang lain membutuhkan bantuan, maka kita harus selalu siap untuk memberikan pertolongan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline