Keluar zona nyaman jilid 1
Sebelum status darurat Covid-19 diberlakukan, saya, anda, serta kita semua masih merasa aman dan nyaman untuk melakukan aktivitas seperti biasa. Pagi ke pagi, siang, sore, dan malam menjelang, beraktifitas melaksanakan rutinitas, berkarya sesuai bidang dan tugas masing-masing sesuai dengan tugas pokok dan fungsi (Tupoksi).
Semua lini dan bidang masih bisa berjalan sebagaimana mestinya, baik bidang: pendidikan, kesehatan, transportasi, pelayanan jasa, bisnis, pemerintahan, IT, pertanian, olah raga dan lain sebagainya. Selain melaksanakan rutinitas, aktualisasi diri dalam hal hobi juga masih bisa dilaksanakan secara normal. Sebut saja ada yang hobi: travelling, jalan-jalan, olah raga, nge mall, touring, dll.
Kegiatan ibadah keagamaan juga berjalan dengan baik, belum ada himbauan untuk beribadah di rumah masing-masing bagi enam pemeluk agama di Indonesia.
Saat semua hal masih berjalan normal, wajar, bahagia. Warga dunia umumnya, dan warga Indonesia khususnya, terpaksa harus keluar dari zona nyamannya kali pertama, akibat pandemi Covid 19.
Biasa melaksanakan rutinitas secara normal, baik dalam hal pekerjaan, belajar, dll, semua harus berubah. Hukumnya wajib, semua harus ikut aturan PSBB/PPKM, WFH, SFH, pokoknya semua serba di rumah.
Week end, hari libur, adalah saat yang dinantikan untuk menciptakan quality time bersama keluarga. Untuk rekreasi, jalan-jalan, dan banyak hal lain untuk melepas lelah dari berbagai rutinitas.
Sosmed (Instagram, Facebook, dll) menjadi sarana untuk promosi, aktualisasi diri, bahkan juga ajang "pamer" kemana saya (bersama keluarga, teman, sahabat, gebetan, pacar, dll) pergi, bahasa gaulnya "otewe".
Namun, akibat dari dampak virus Corona yang semakin mewabah, semua kebahagiaan, aktivitas normal, harus dihentikan. Semua harus menahan diri dan stay at home.
Artinya, kita harus keluar dari zona nyaman, masuk kepada zona yang harus dinyaman-nyamankan.