Lihat ke Halaman Asli

Cerita Sederhana yang Menyentuh Jiwa; Ulasan Novel Air Mata Terakhir Bunda

Diperbarui: 4 April 2017   16:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

TAHUN 2011 lalu menjadi tahun diterbitkannya buku kesembilan penulis Kirana Kejora. Novelnya yang kali ini bertajuk Air Mata Terakhir Bunda, diterbitkan oleh Hi-Fest Publishing.
Novel yang di sampul depannya ditambahi keterangan “Adaptasi dari Kisah Nyata’ ini, berkisah tentang Sriyani, seorang wanita single parent yang ditinggal pergi oleh suaminya. Diuji dengan berbagai kesulitan hidup, Sriyani bertekad untuk memperjuangkan kebahagiaan dua anak lelakinya: Delta Santosa dan Iqbal.

Sriyani menjadi penjual lontong kupang, makanan khas Sidoarjo, berkeliling dengan sepeda onthelnya. Sriyani juga menjadi penjahit, tukang cuci setrika baju para tetangganya, dan sesekali jadi pembantu di acara hajatan tetangga yang mengadakan resepsi pernikahan atau sunatan. Apa saja yang bisa menghasilkan uang, yang bisa ia lakukan, Sriyani lakukan. Itu semua demi Delta dan Iqbal.

Sriyani memang sangat memperhatikan masa depan dua anaknya. Tidak hanya memenuhi kebutuhan hidup dan biaya pendidikan Delta dan Iqbal, Sriyani juga sangat ingin mendidik anak-anaknya menjadi orang yang baik dan jujur, rajin solat dan mengaji, tidak boleh mengeluh dan menangis, tidak boleh menyalahkan keadaan. Keinginan Sriyani adalah agar Delta kuliah.

Kecerdasan Delta mengantarnya mendapatkan beasiswa. Delta sangat ingin mewujudkan cita-cita dan harapan ibunya. Sampai hari Delta diwisuda, Delta mengharapkan ibunya menyaksikan hari bahagia itu. Namun ajal lebih dulu menjemput ibunya. Ini yang sangat membuat Delta sedih.

Bekerja di kota Jakarta dan menjadi pria karir yang sukses, membuat Delta mudah mendapatkan pasangan. Namun berpacaran dengan enam gadis, tidak ada satu pun yang mengerti dengan perasaan cintanya tentang ibu. Selalu saja para gadis yang mendengar Delta mengatakan bahwa cintanya terhadap ibu tak akan tersingkirkan, para gadis itu cemburu dan memilih meninggalkan Delta.

Sekarang ada Lauren, yang ingin mengikat hubungan mereka dengan sebuah pertunangan. Lauren juga ingin mengenal keluarga Delta. Lauren sangat marah, saat Delta menunjukkan keraguan dan kebimbangan untuk memenuhi permintaan Lauren.
Sampai Lauren tersadar. Saat Delta mengajaknya ke Sidoarjo, ibu Delta telah tiada, bahkan makamnya pun telah terkubur oleh lumpur Lapindo.
*

AMTB merupakan novel yang mengambil seting tempat dan masyarakat Sidoarjo. Persoalan lumpur Lapindo juga melatarbelakangi kisah ini. Itu sebabnya novel ini menjadi novel yan berani, mungkin sejauh ini satu-satunya, yang mengambil persoalan lumpur Lapindo Sidoarjo.

Tetapi, AMTB tidak dimaksudkan untuk mengkritik persoalan lumpur Lapindo. Pada satu kesempatan, Kirana Kejora menyampaikan bahwa kalaupun ada kritik terhadap persoalan lumpur Lapindo, kritik itu dilakukan secara elegan. Ini menyadarkan kita kepada para pembaca, bahwa dalam kasus besar yang berhubungan dengan dunia politik atau industri, terkadang ada kisah personal dan keluarga yang mengiringi—terkena akibatnya--dan itu menjadi perenungan masyarakat pembaca.

AMTB ditulis dengan bahasa yang lugas dan sederhana. Tahun 2013 (sampai artikel ini ditulis) AMTB memasuki cetakan ketujuh. AMTB juga telah diangkat ke layar lebar oleh RK23 Pictures ditayangkan di bioskop mulai 3 Oktober 2013, dengan bintang-bintang antara lain Vino G. Bastian, Rizky Hanggono, Marsha Timothy, Happy Salma dan aktor komedi Mamik Parakosa.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline