Sleman- Donoharjo, Salah satu Kawasan wisata yang tidak kalah mempesona disuguhkan oleh salah satu desa wisata yang berlokasi kurang lebih 5 km dari Monumen Jogja Kembali tepatnya di desa Dono Harjo, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman.
Peresmian desa wisata Tanjung ini pada tahun 2001 dan sejak peresmian itu banyak wisatawan local bahkan mancanegara berdatangan pada musim liburan untuk berwisata dan belajar kesenian tradisional. Desa wisata ini tidak hanya menyuguhkan potensi alamnya saja, namun juga menawarkan wisata kental kesenian seperti kerajinan, kesenian jawa, bahkan home industry.
Salah satu ciri desa Tanjung ini ialah rumah joglo yang memiliki sejarah tersendiri di Kawasan wisata ini,nama joglo tersebut ialah joglo Tanjung. Konon katanya rumah joglo ini merupakan warisan dan memiliki umur yang sudah mencapai 200 tahun dengan pemilik lurah desa setempat.
Joglo ini sendiri sudah mengalami renovasi 2x dan mengalami beberapa perubahan mengikuti perkembangan zaman,meski mengalami renovasi tidak sepenuhnya ornament joglo ikut berubah, buktinya bagian ornament,pendopo,pringgitan,ndalem longkangan,pawon dan garasi kereta masih memegang erat ciri khas dari joglo tanjung ini. Meski sekarang sudah berali fungsi menjadi tempat penyimpanan gamelan, namun secara keseluruhan joglo ini masih terjaga dengan baik.
Desa wisata ini memiliki area persawahan yang cukup luas yang menjadi potensi wisata utama des aini. Para pengunjung akan dimanjakan dengan nuansa alam nan hijau serta dapat langsung menjamah sawah dengan didampingi pengelola sekitar untuk belajar mengolah tanah, menanam, memanen hngga hasil dari panen tersebut.
Selain potensi alamnya, desa wisata Tanjung ini juga memiliki potensi lain yakni kesenian tradisional diantaranya jathilan,sholawatan,Tari Angguk Putri, dan tari klasik. Sedangkan untuk potensi kerajinan sendiri pengunjung dapat membuat mainan anak,proses memasak makanan tradisional bahkan membuat batik.
Untuk akses ke desa wisata ini pengunjung tidak perlu khawatir karena pengunjung hanya perlu mengikuti rute monjali ke utara hingga sampai di KM 11, kemudian mengambil arah kiri ke jalan magelang, dan sekitar 950 meter akan menemukan desa wisata ini.
Secara kondisi social dan budaya desa wisata ini masih menjunjung tinggi kegotongroyongan. Hal ini dapat kita lihat pada saat ada upacara adat dan juga Ketika ada salah satu masyarakat sekitar yang merenovasi rumah ataupun bangunan, kita akan melihat warga bahu-membahu membantu secara sukarela yang sudah jarang kita temui di daerah perkotaan.
Salah satu pengunjung local bernama dhimas Aditya (23) mengatakan jika desa wisata ini menjadi wisata dengan kearifan local untuk mengangkat budaya tradisional dengan mengenalkan ke wisatawan local lain maupun asing agar tidak luntur dan tetap terjaga keasliannya. Selain belajar pengunjung juga akan di beri kebebasan untuk menyusuri alam sekitar.
Keyword : Desa Wisata, Wisata Tanjung
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H