Baru-baru ini, salah satu postingan saya tentang karyawan bertalenta menerima tanggapan menarik dari seorang pengguna media sosial. Mereka bertanya tentang perbedaan antara dua istilah yang sering kita dengar: multi talent dan multi face. Namun, tanggapan tersebut memiliki konotasi negatif yang membuat saya menyadari bahwa terkadang kita dapat salah mengartikan atau tidak mampu mengenali batasan antara kedua tipe karyawan tersebut. Hal ini mengarah pada penilaian atau framing yang tidak objektif terhadap individu.
Mari kita telusuri lebih lanjut perbedaan antara multi talent dan multi face. Multi Talent vs Multi Face: Apa Perbedaannya?
Di dunia kerja, seringkali kita menjumpai dua tipe karyawan yang berbeda: multi talent dan multi face. Multi talent adalah individu yang memiliki banyak kemampuan dan keahlian di berbagai bidang, sementara multi face adalah mereka yang mahir dalam bersosialisasi dan membangun citra diri positif di lingkungan kerja.
*Multi talent*
Multi talent sering dihargai karena fleksibilitasnya dalam menyelesaikan berbagai tugas dan kemampuannya yang beragam. Mereka menjadi aset berharga bagi tim karena mampu berkontribusi dalam berbagai proyek dan situasi. Namun, mereka juga perlu memperhatikan agar tidak terkesan sebagai "jack of all trades, master of none". Penting bagi mereka untuk terus mengembangkan keahlian di bidang tertentu untuk menjadi ahli di dalamnya.
*Multi Face*
Di sisi lain, multi face pandai dalam membangun hubungan dan citra diri yang positif. Mereka memiliki kemampuan komunikasi dan negosiasi yang baik, serta mampu membangun rapport dengan orang lain. Karena kepribadian mereka yang menyenangkan, mereka seringkali disukai oleh atasan dan rekan kerja. Namun, mereka juga perlu berhati-hati agar tidak terkesan hanya pandai mencari muka tanpa kemampuan yang solid dalam pekerjaan. Penting bagi mereka untuk dapat menunjukkan kemampuan dan keahlian secara nyata.
Pada akhirnya tidak ada tipe karyawan yang lebih baik daripada yang lain. Kedua tipe karyawan memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Yang terpenting adalah bagaimana mereka dapat menggunakan kelebihan mereka untuk memberikan kontribusi yang positif bagi tim dan perusahaan.
Menyikapi Penilaian yang Tidak Objektif
Kembali kepada tanggapan yang saya terima terkait postingan saya, hal itu menggugah kesadaran bahwa terkadang kita, sebagai manusia, cenderung memberikan penilaian atau framing yang tidak objektif terhadap orang lain. Ketidakmampuan untuk mengenali batasan antara multi talent dan multi face dapat menyebabkan kita membuat asumsi yang tidak adil terhadap karyawan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami bahwa setiap individu memiliki kelebihan dan kelemahan, dan mereka dapat berkontribusi dengan cara yang berbeda-beda.
dan yang terpenting bahwa menjadi salah satu dari dua tipikal tersebut pun tidak mudah. #Stayproduktif
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H