Pengasuhan Berbasis Keluarga
Oleh : Arfiani Yulianti Fiyul
Pengasuhan berbasis keluarga menjadi topik yang semakin relevan di tengah perubahan sosial dan perkembangan teknologi di Indonesia. Pendekatan ini menekankan pentingnya peran keluarga, terutama orang tua, dalam membentuk karakter dan kesejahteraan anak-anak sejak dini.
Pengasuhan berbasis keluarga mengakui bahwa keluarga adalah sekolah pertama bagi anak-anak, di mana anak belajar nilai-nilai, etika, dan keterampilan sosial yang penting untuk masa depannya.
Peran Keluarga dalam Pembentukan Nilai Anak
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Setiawan dan Lestari (2021), keluarga memiliki peran sentral dalam menanamkan nilai-nilai moral dan sosial kepada anak.
Penulis melanjutkan dan menegaskan bahwa pengasuhan berbasis keluarga di Indonesia sering kali berfokus pada penanaman nilai-nilai agama dan budaya, yang dianggap sebagai landasan utama dalam membentuk perilaku anak.
Dalam penelitian ini, Setiawan dan Lestari menyebutkan bahwa keluarga yang memiliki komunikasi terbuka dan memberikan teladan yang baik, mampu membentuk anak yang memiliki rasa tanggung jawab dan disiplin yang tinggi.
Keterlibatan Orang Tua dalam Pendidikan Formal dan Informal
Di Indonesia, keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak, baik formal maupun informal, juga sangat penting. Dalam studinya, Andriyani (2022) menjelaskan bahwa orang tua yang terlibat aktif dalam mendampingi anak belajar di rumah, serta memantau perkembangan pendidikan formal, berkontribusi pada peningkatan hasil akademik anak.
Andriyani juga menekankan pentingnya pendidikan informal dalam keluarga, di mana anak dapat belajar nilai-nilai kehidupan sehari-hari melalui pengalaman langsung yang didapatkan dari rumah. Ini mencakup pelajaran tentang etika, sopan santun, dan kerja sama dalam lingkungan keluarga.
Dukungan Emosional dalam Pengasuhan Berbasis Keluarga
Penulis menyadur tulisan dari Rahmawati (2022) bahwa dukungan emosional juga menjadi salah satu aspek penting dalam pengasuhan berbasis keluarga. Lanjut menurut Rahmawati (2022), keluarga yang memberikan perhatian emosional yang cukup kepada anak-anak dapat membantu berkembang menjadi individu yang lebih percaya diri dan mampu menghadapi tekanan sosial.