Lihat ke Halaman Asli

Arfiani Yulianti Fiyul

Dosen Indonesia

Gelombang Rindu di Pantai Peninggalan

Diperbarui: 26 Desember 2023   22:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pexels.com

Gelombang Rindu di Pantai Peninggalan

Oleh: Arfiani Yulianti Fiyul

Hari itu, aku menemukan diriku di sebuah pantai yang sepi. Pasir putih seperti tepung terasa lembut di bawah langkahku. Langit senja yang memerah di ufuk barat memberi warna keemasan pada laut yang tenang. 

Aku, sendirian di sini, jauh dari keluargaku yang berada di kota.

Ini adalah pantai peninggalan keluargaku, tempat di mana kenangan manis masa kecil mengalir dalam getaran setiap ombak. Aku terduduk di tepi pantai, menyaksikan air pasang yang perlahan menyusup ke tepiannya. 

Entah mengapa, detik itu membangkitkan rindu yang mendalam dalam hatiku.

Air pasang, seperti kenangan, datang begitu saja dan kadang-kadang membawa sesuatu yang tidak terduga. Di sini, di pantai ini, aku tumbuh bersama keluarga yang selalu memberi warna pada setiap gelombang hidupku. Kami sering bermain bersama, tertawa, dan mengukir kenangan yang tak terlupakan.

Namun, seiring waktu, kehidupan membawaku jauh dari pantai ini. Pendidikan, pekerjaan, dan berbagai arus hidup lainnya membawaku menjauh. 

Sejenak, aku merenung tentang betapa cepatnya waktu berlalu, dan betapa besar pengaruh keluarga pada diriku.

Air pasang semakin tinggi, hampir menyentuh ujung sandalku. Seakan-akan laut ingin menyapa dan mengenangkan pada setiap detik yang dilewatkan bersama keluargaku di sini. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline