Bagaimana Teori Maslow Membahas Tentang Perilaku Konsumen Pada Bulan Puasa
Oleh: Arfiani Yulianti Fiyul
Ummat Muslim di seluruh dunia akan menjalani ibadah Shaum di Bulan Suci Ramadhan. Disengaja maupun tak disengaja ada yang berubah dalam perlakuan sehari-hari selama di bulan suci itu.
Misalnya perubahan kebutuhan dan keinginan, keadaan itu sangat berhubungan dengan perilaku. Perilaku dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan hingga memutuskan.
Perilaku konsumen adalah suatu proses atau kegiatan saat seseorang melakukan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta mengevaluasi suatu produk barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan atau keinginannya.
Penulis, mencoba mencari tahu apakah teori segitiga Maslow berpengaruh pada perilaku konsumen di bulan puasa
Teori Maslow ini adalah suatu teori psikologi yang menggambarkan akan kebutuhan manusia yang terdiri dari lima tingkat, yaitu diantaranya kebutuhan fisiologis, kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan, dan kebutuhan aktualisasi diri.
Teori ini dapat diterapkan untuk memahami perilaku konsumen pada bulan puasa.
Pada bulan puasa, kebutuhan fisiologis dan keamanan menjadi prioritas utama. Konsumen cenderung membeli makanan dan minuman yang dapat memenuhi kebutuhan fisiologis seseorang itu, seperti makanan yang mengandung energi dan nutrisi yang cukup untuk mempertahankan kesehatan mereka selama berpuasa.
Selain itu, konsumen juga cenderung mencari makanan yang aman dan terjamin kualitasnya.