Lihat ke Halaman Asli

Habis "Dodol" Terbit Dodol Bengkel

Diperbarui: 5 Desember 2018   10:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Screenshot youtube chanel siburian indonesia

Habis "Dodol" , Terbit Dodol Bengkel


Pada era 1970 hingga 1990, kalau Orang  Medan mengejek orang yang pintar -- pintar bodoh atau "telmi" (telat mikir) selalu menggunakan istilah dodol. " Dasar kamu dodol", pastilah menyerukan lawan bicaranya adalah orang yang agak bodoh.

Meskipun, sebenarnya dodol itu adalah makanan khas yang dibuat dari tepung ketan, gula merah, dan santan, tapi  dodol menurut  kamus Melayu dan Kamus Beasar Bahasa Indonesia berarti bodoh,goblog, atau pintar-pintar bodoh.

Tapi sekarang istilah Melayu tersebut sudah jarang digunakan di Medan,  malah sekarang dodol populer sebagai makanan khas dari sebuah desa kecil di Bengkel. Seperti, lemper dari Jogjakarta, lempok durian dari Palembang, dodol dari Garut,  dan lain-lain, dodol Bengkel tumbuh berkembang menjadi makanan khas dari Sumut. 

Maknyus rasanya, Anda boleh coba. Berbeda dengan rasa dodol dari daerah lain di Indonesia, dodol Bengkel mempunyai rasa yang pas antara rasa gurih, manis dan asinnya. Selain itu, bahan dodol ini terkenal lebih kenyal dan lembut. Berbagai variasi rasa pun ada, seperti pandan, vanili, dan durian.

Penganan yang terbuat dari tepung ketan, santan kelapa, gula, dan kadang dicampur dengan durian sebagai rasa khas dibanderol dengan harga murah, yaitu berkisar Rp 20.000 sampai Rp. 30.000 per kilo. Murahkan?

Sejarah Dodol Bengkel
Desa Bengkel berada di sepenggal ruas Jalan Lintas Sumatera Utara, Kecamatan Perbaungan, Deli Serdang. Kalau dari Medan, melajulah menggunakan kedaraan bermotor hingga sampai di Desa Bengkel, yang jaraknya 40 kilometer dari Medan, nanti  para pengguna jalan akan menemukan puluhan warung yang menawarkan dodol.

kopisiantar.com

.

           

Bisa jadi tak ada yang menyangka jika dodol tersebut baru berkembang beberapa puluh tahun belakangan. Dulu, Desa Bengkel terkenal sebagai pusat perbengkelan. Sebagian besar warganya menggantungkan hidup pada usaha perbengkelan, seperti sepeda, pandai besi, bengkel gerobak lembu, dan perbengkelan kayu.

Letaknya yang di pinggir jalan lintas Sumatera sangat strategis disinggahi pengguna jalan raya memperbaiki atau sekadar tempat istirahat dan pertemuan di desa itu. Apalagi di era sebelum tahun 1990-an transportasi jalan raya menjadi salah satu alat angkut utama di Indonesia. Jadilah daerah itu bernama Pasar Bengkel yang kemudian berubah namanya menjadi Desa Bengkel.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline