Dalam pirpres No.12 tahun 2023 yang di tandatangani presiden RI pada 26 januari 2023 telah di bentuk badan moderasi beragama sebagai salah satu organisasi tata kerja ( Ortaker ) kementrian agama. Dengan tujuan menanamkan nilai moderasi beragama.Pertanyaanya adalah, apakah organisasi ini sudah ada peran dalam menanamkan moderasi beragama di lingkungsn sekolah (SMA/SMK)?. Bagaimana nilai-nilai moderasi beragama di lingkungan sekolah? Nah, sebelum jauh membahas moderasi beragama di lingkungan sekolah, sebaiknya saya akan memperkenalkan apa itu moderasi beragama.
Kata moderasi beragama berasal dari bahasa latin "moderatio," yang berarti kesedangan ( tidak berlebihan dan tidak kekurangan ). Kata tersebut juga berarti penguasaan diri ( dari sikap sangat berlebihan dan kekurangan ). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), moderasi memiliki dua pengertian, yakni pengurangan kekerasan dan penghindaran ekstremisme. Secara umum moderat berarti mengedepankan keseimbangan dalam hal keyakinan dan moral, baik ketika memperlakukan orang lain sebagai individu, maupun ketika berhadapan dengan institusi negara.
Maka, istilah ini merujuk pada mengurangi atau menghindari sikap kekerasan dan keekstriman dalam praktik beragama. Oleh karena itu, moderasi beragama sangat penting dalam lingkungan sekolah, agar siswa terhindar dari sikap radikalisme, kekerasan dan kejahatan kepada sesama siswa. Yang jadi masalah ialah di sekolah-sekolah umum masih ada yang belum mengenal moderasi beragama, mengapa saya mengatakan bagitu karna saya mewancarai beberapa anak-anak sekolah mengenai moderasi beragama. Dan diantara mereka ada yang belum kenal tentang moderasi beragama. Peristiwa ini di karenakan kurangnya literasi moderasi beragama kepada sekolah umum. Sehingga di khawatirkan siswa-siswi di sekolah-sekolah umum yang mudah di pengaruhi oleh paham radikal yang menimbulkan kekerasan, perkelahian antar sesama. Dan sudah banyak terjadi di sekolah-sekolah perkelahian karena kurangnya pemahaman moderasi beragama.
Dengan ada-nya badan Moderasi beragama ( Ortaker) kementrian agama di harapkan menjadi pelopor moderasi beragama yang di terapkan di lingkungan sekolah, apalagi di era sekarang ini, banyak penyebaran paham radikal yang dapat mempengaruhi siswa, baik itu melalui media sosial maupun lingkungan sekitar. Badan moderasi beragama harus dapat bekerjasama antar pihak guru di sekolah dengan menanamkan nilai-nilai moderasi beragama di lingkungan sekolah.
Bagaiman nilai-nlai moderasi beragama di lingkunagn sekolah? Meliaht banyak suku, budaya, dan ras bahkan ada yang berbeda agama di dalam lingkungan sekolah, sikap moderasi beragama harus kita tanamkan dalam lingkungan sekolah. Nilai-nilai moderasi beragama yang harus di tanamkan kepada siswa-siswi ialah dengan cara saling menghargai ( Toleransi ) dalam perbedaan, menghormati hak-hak antar siswa dan siswa, mengembangkan nilai-nilai moral dan etika, dan lain-lain. Dengan sikap -sikap ini kalau sudah di terapkan maka lingkungan sekolah akan tentram dan damai. Salah satu contoh sekolah yang menanamkan moderasi beraga yaitu SMA Negeri 11 Garut yang di katakan sudah menanamkan moderasi beragama dalam kegiatan pembelajaran dan di implementasikan dalam kehidupan di dalam lingkungan sekolahnya .
Sebagai langakah yang kita harus lakuakan dengan menanamkan nilai moderasi beragama dengan saling menghargai, menghormat, bertukar pikiran antar siswa, saling menyayangi, tolong menolong, dan tidak menindas sesama dengan banyaknya perbedaan. Oleh karena itu moderasi beragama di lingkungan sekolah.dan Apakah kamu sudah menanamkan nilai-nilai moderasi beragama dalam kehidupan-mu ?.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H