Membahas mengenai budidaya ikan, pastinya sudah sering kita dengar, baik dari pelajaran sekolah maupun dari media massa. Namun, bagaimana dengan “Budidaya Terumbu Karang”? Pastinya jarang sekali kita dengar. Sebelum jauh membahas budidayanya, mari kita cari tahu sebenarnya apa itu terumbu karang?
Menurut Peter Castro dan Michael E Huber dalam buku “Marine Biology”, terumbu karang merupakan koloni hewan karang yang bersimbiosis dengan tumbuhan yang sejenis dengan alga yang disebut zooxanthellae. Terumbu karang biasanya terdapat pada lautan dalam bentuk koloni atau sekumpulan besar dengan tampilan warna-warni yang cantik. Lalu bagaimana cara membudidayakannya?
Membudidayakan terumbu karang ternyata cukup mudah. Beberapa hal yang perlu Anda siapkan antara lain air mineral/air tawar yang sudah dicampur dengan garam sintetis, tangki air beserta sistem filtrasinya, setting lampu untuk pencahayaan, alas dari semen, dan benih-benih terumbu karang.
Ukuran tangki dan air dapat disesuaikan dengan kebutuhan kita. Kemudian untuk lampu, kita membutuhkan lampu yang dapat memancarkan sinar UV-A dan UV-B dengan spektrum penuh sehingga dapat menjadi pengganti sinar matahari. Lalu untuk alas dari semen atau biasa disebut dengan frag base sebagai media khusus yang mengandung kalsium dan magnesium. Frag base tersebut harus dibersihkan dengan air laut yang cukup lama supaya dapat ditempel benih terumbu karang dengan baik.
Selanjutnya, terdapat beberapa cara perkembangbiakan pada terumbu karang. Ada yang berkembang biak dengan cara tunas, membelah diri dan beranak. Metode yang bisa kita gunakan salah satunya adalah multiplikasi. Karang besar atau yang biasa disebut Mother Colony ketika memiliki tunas baru atau cabang baru dibiarkan sedikit lebih besar, lalu dipotong dengan alat khusus seperti Diamond saw supaya terumbu karang tidak mati untuk kemudian dilakukan pembesaran.
Sama seperti makhluk hidup pada umumnya, terumbu karang juga memerlukan makanan untuk bertahan hidup. Makanan inti dari terumbu karang adalah cahaya. Jika pada lautan, cahaya berasal langsung dari matahari. Pada ruangan tertutup cahaya diberikan dari setting lampu yang memancarkan sinar UV-A dan UV-B. Makanan yang kedua adalah fitoplankton dan zooplankton. Kemudian yang ketiga ada asam amino yang berguna untuk pigmentasi terumbu karang. Lalu ada magnesium, kalsium, dan unsur lainnya.
Selain itu, ada juga pakan khusus untuk terumbu karang yang sudah mengandung zooplankton dan fitoplankton, asam amino, karbohidrat dan vitamin untuk menunjang perkembangan dan pertumbuhan. Pemberian pakan bisa dilakukan setiap hari dengan dosis disesuaikan jumlah terumbu karang yang dipelihara.
Mengingat bahwa terumbu karang hidup di perairan dan mereka juga menyerap nutrien dari air, kita juga harus menjaga kualitas air dalam tangki. Namun tenang saja, menjaga air untuk hidup terumbu karang tidak seperti memelihara ikan yang harus dikuras dalam waktu singkat.
Air tidak perlu dikuras setiap hari, akan tetapi cukup dalam interval dua minggu hingga satu bulan sekali. Setiap pengurasan, air dibuang sebesar 10% dan digantikan sebesar itu juga dengan air tawar yang telah dicampuri dengan garam sintetis tadi. Pada tangki juga harus dilengkapi dengan sistem filtrasi yang baik.
Selain air, suhu ruangan juga harus dijaga dengan baik. Kita bisa menggunakan pendingin ruangan untuk membuat suhunya menjadi stabil. Terumbu karang dapat hidup hingga suhu 18 derajat celcius, beberapa ahli mengatakan itu suhu terbaik bagi terumbu karang. Namun, jika ingin memelihara bersamaan dengan ikan, suhu yang aman ada pada rentang 24 hingga 26 derajat celcius.
Memelihara air dengan sistem yang bagus dan dilengkapi dengan filtrasi serta menjaga keseimbangan antara aspek kimiawi dan biologis dari tangki, akan menghasilkan air yang baik, jernih dan sehat. Cukup mudah bukan? Anda tertarik untuk mencobanya?