Manusi
a merupakan makhluk sosial yang membutuhkan orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Untuk itu, manusia memerlukan relasi atau hubungan dengan orang lain. Dalam hal ini, relasi yang ada pada manusia tidak begitu sajabisa langsung mencapai pada titik puncak kedekatan melainkan terdiri dari beberapa fase atau tahapan-tahapan. Jermaine Tucker mencetuskan teori Friendship Pyramid mengklasifikasikan kedekatan dalam relasi manusia menjadi beberapa level atau tahapan, di antaranya, yaitu:1. Strangers (Orang Asing)
Level paling baawah dalam piramida ini adalah strangers atau orang asing. Dalam keseharian, kita bertemu dengan orang-orang yang tidak kita kenal. Orang-orang yang tidak kita kenal tersebut dapat ditemui di jalan di transportasi umum, di pusat perbelanjaan, dan di mana saja. Pada tahap ini, seseorang tidak memiliki kesadaran atau perhatian khusuterhadap keberadaan orang lain karena interaksi yang terjadi sangat terbatas dan tidak melibatkan perasaan atau emosi.
2. Acquintance (Kenalan)
Level kedua adalah kenalan. Umumnya, pada level ini, interaksi terjadi karena adanya kesamaan tertentu yang mengakibatkan pertemuan atau interaksi dapat terjadi dengan intensitas lebih tinggi atau rutin. Sebagai contoh, apabila seseorang berada di satu universitas yang sama, jurusan yang sama, grup fandom yang sama, atau tergabung dalam lingkup pertemanan yang sama sehingga pada akhirnya saling mengenal. Pertemuan-pertemuan yang dilandasi oleh faktor-faktor tersebut berpotensi menimbulkan pertemuan-pertemuan berikutnya yang bersifat rutin dan memungkinka terciptanya interaksi, seperti mengobrol atau berdiskusi.
Namun, pada level ini relasi atau hubungan yang tercipta masih bersifat fungsional dan belum mencapai intimate (keintiman).
3. Casual Friends (Teman Biasa)
Pada level ini, relasi sudah terjalin lebih dekat dengan teman. Sebagai seorang teman, antara kedua belah pohak sudah banyak menghabiskan waktu bersama, bertukar cerita atau informasi.Namun, pada tahap ini, cerita atau informasi yang dibagikan kepada satu sama lain biasanya masih terbatas pada sisi-sisi yang positif atau aman saja. Keintiman emosional belum terlalu dalam, tetapi sudah ada saling pengertian yang lebih besar dibandingkan pada level sebelumnya.
4. Close Friends (Teman Dekat)
Memasuki level berikutnya, yaitu level close friends atau teman dekat. Pada level ini, hubungan yang terjalin semakin dekat dan dalam. Kedekatan yang terjalin ditandai dengan meninkatnya keterikatan secara emosional dan rasa percaya satu sama lain.
Informasi-informasi yang dibagikan juga sudah bersifat lebih pribadi, seperti misalnya menceritakan keseharian atau permasalahan pribadi yang membutuhkan saran atau masukan dari orang lain.
5. Intimate Friends (Teman Intim)
Apabila pada tahap close friends, situasi hubungan yang terjadi dapat diwakili dengan pondasi saling memahami, pada level intimate friends hubungan yang terjadi dilandasi oleh perasaan terhubung atau connected. Pada level ini, kedua belah pihak dalam hubungan pertemanan sudah saling mengenal lebih dalam satu sama lain. Chemistry yang tercipta juga terlihat dari setiap interaksi antara satu dengan yang lainnya, bahkan dalam konteks komunikasi nonverbal atau bahasa tubuh sekalipun.