Lihat ke Halaman Asli

Ruth Erica Margaret

Universitas Tidar

Pola Komunikasi yang Membuat Hubungan Menjadi Langgeng

Diperbarui: 11 Desember 2024   14:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Soompi 

Bagaimana cara seseorang mengetahui apakah hubungan dengan pasangannya sedang baik-baik saja atau justru sedang mengalami konflik? Jawabannya adalah dengan komunikasi. Komunikasi merupakan salah satu kunci keberhasilan suatu hubungan yang harmonis dan langgeng. Tanpa komunikasi yang baik, masalah kecil sekalipun dapat berkembang menjadi sesuatu yang besar. Sebaliknya, dengan komunikasi yang baik, banyak masalah bisa diselesaikan dengan lebih mudah. Kemampuan pasangan untuk berkomunikasi dengan jelas, penuh makna, dan saling memahami (mutual understanding) adalah pendorong penting bagi terciptanya hubungan yang bahagia dan bertahan lama. Apakah kamu dan pasanganmu sudah menerapkan komunikasi yang efektif? Cobalah untuk mengevaluasi kembali bagaimana cara kamu dan pasanganmu berkomunikasi. Menurut Hock (2016), komunikasi yang baik memungkinkan pasangan untuk mengekspresikan perasaan positif mereka sehingga dapat memperkuat hubungan dan menciptakan ikatan emosional yang lebih dalam. Pola komunikasi yang efektif bahkan menjadi indikator yang valid untuk memprediksi keberhasilan atau kegagalan dalam suatu hubungan (Clements, Stanley, & Markman, 2004; Gottman & Carrere, 2000; Heyman et al., 2009). 

Lalu, seperti apa pola komunikasi yang efektif dalam sebuah hubungan? Salah satu pakar hubungan, Dr. John Gottman, yang sangat dihormati di kalangan ahli psikologi hubungan, menjelaskan bahwa dengan memahami pola komunikasi dan gaya konflik pasangan, kita bisa memprediksi masa depan hubungan tersebut dengan tingkat akurasi hingga 90% (Gottman & Carrere, 2000; Gottman & Levenson, 2002). Menurut Gottman, ada tiga pola komunikasi yang efektif pada suatu hubungan, di antaranya: 

a) Pola Komunikasi Validating                                  

Pola komunikasi ini ditandai dengan suasana yang tenang dan saling menghormati. Konflik diselesaikan dengan diskusi yang damai dan kompromi, serta saling mendengarkan dan memahami perasaan masing-masing. Pasangan dengan pola komunikasi ini mampu menghadapi konflik dengan cara yang konstruktif dan lebih jarang bertengkar dibandingkan pasangan lain. Ini adalah pola komunikasi yang ideal karena melibatkan rasa saling menghormati, yang membuat hubungan menjadi lebih sehat dan bahagia. Namun, meskipun sangat ideal, tidak semua pasangan bisa menerapkannya dengan konsisten.  ini ditandai dengan suasana yang tenang dan saling menghormati. Konflik diselesaikan dengan diskusi yang damai dan kompromi, serta saling mendengarkan dan memahami perasaan masing-masing. Pasangan dengan pola komunikasi ini mampu menghadapi konflik dengan cara yang konstruktif dan lebih jarang bertengkar dibandingkan pasangan lain. Ini adalah pola komunikasi yang ideal karena melibatkan rasa saling menghormati, yang membuat hubungan menjadi lebih sehat dan bahagia. Namun, meskipun sangat ideal, tidak semua pasangan bisa menerapkannya dengan konsisten.

Contoh:
Ketika terjadi perselisihan kecil seperti ketidaksepahaman dalam hal pekerjaan rumah, pasangan yang menerapkan pola komunikasi validating akan berbicara dengan tenang, seperti, "Aku paham kamu sibuk dengan pekerjaan, tapi aku juga merasa lelah karena kita belum sempat berbicara tentang pembagian tugas rumah. Ayo kita cari solusi bersama," 

Pola komunikasi ini lebih jarang menyebabkan konflik besar dan memiliki peluang besar untuk menciptakan hubungan yang langgeng. Terdengar ideal banget, kan? Pasangan yang memiliki pola komunikasi seperti ini memang cenderung lebih jarang bertengkar.

b) Pola Komunikasi Volatile                      

 Pernah gak sih kamu bertengkar dengan pasangan sampai "meledak-ledak"? Jangan kaget, menurut Gottman & Gottman (2008), pola komunikasi yang penuh gairah dan emosi ini justru bisa menjadi cara yang sehat untuk mengatasi konflik dalam hubungan. Jadi, jangan langsung berpikir kalau pasangan yang sering berdebat itu bermasalah, ya!

Contoh:
"Gimana sih? Kamu tuh lama banget siap-siapnya, kita udah telat banget, tau!"
"Besok-besok bisa ga kalau udah janjian sama aku jangan ketiduran? Aku kan juga udah effort luangin waktu,"

Pasangan dengan pola komunikasi volatile, mereka akan mengungkapkan perasaan mereka dengan jelas dan lantang. Tapi, penting untuk diingat, ini bukan berarti marah-marah atau saling menghina, ya. Mereka bisa sangat terbuka dan jujur dalam mengekspresikan perasaan mereka, meskipun dengan cara yang lebih tegas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline