Lihat ke Halaman Asli

Ares Faujian

Guru SMA Negeri 1 Manggar Prov. Kep. Bangka Belitung

Festival Panen Hasil Belajar Lokakarya 7 (Sebuah Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Guru Penggerak)

Diperbarui: 12 Juli 2023   00:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lokakarya 7 Hari Pertama di SMA Negeri 1 Manggar/Dokpri

Jurnal ini adalah catatan perjalan terakhir dari Pendidikan Guru Penggerak Angkatan (PGP) 7. Setelah melalui pembelajaran pada modul 1 sampai modul 3, kini, Lokakarya 7 yang dilaksanakan selama 7-8 Juli 2023 menjadi kegiatan penutup dari program yang sudah dibuat pada Calon Guru Penggerak (CGP) dalam wujud kegiatan sekolah, produk siswa, hingga prestasi sekolah. Kegiatan ini dilaksanakan di dua tempat. Tanggal 7 Juli 2023 di SMA Negeri 1 Manggar, dan tanggal 8 Juli di Auditorium Zahari MZ. Manggar.

Lokakarya 7 Hari Kedua di Auditorium Zahari MZ. Manggar/Dokpri

Dalam pemaparan jurnal refleksi dwi mingguan terakhir ini, saya akan menerapkan model refleksi gaya Round Robin. Gaya refleksi ini menjabarkan tentang apa yang sudah dikuasai, apa yang belum dikuasai, hingga apa yang masih membingungkan dari pembelajaran yang sudah diterima. Pertanyaan-pertanyaan pembelajaran ini berkembang dan menyesuaikan dengan pencapaian yang sudah dikuasai dan sebaliknya.

Lokakarya 7 Festival Panen Hasil Belajar PGP7 Kab. Belitung Timur ini memiliki makna perubahan positif di lingkungan belajar sekolah, yang merupakan tanda keberhasilan dari program guru penggerak serta kerja sama berbagai pihak. Konten atau produk yang dihasilkan dari Lokakarya 7 ini yaitu: 1) Rangkuman materi kunci per sub modul, yang dikaitkan dengan perubahan perilaku dan nilai guru penggerak untuk "berpihak pada murid" (dipaparkan di kelas berbagi pada Jumat, 7 Juli 2023 di SMA Negeri 1 Manggar);

  • Modul 1.1 tentang Filosofi Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara

Melakukan praktik baik "Sosiologram", yaitu belajar Sosiologi melalui Instagram. Praktik baik ini berbasis filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara, yakni pembelajaran yang menyesuaikan dengan kodrat zaman murid (digitalisasi). Dalam penerapan modul ini terjadi perubahan perilaku yang lebih baik dari guru dan siswa, yang mana siswa lebih mudah dalam belajar dan guru lebih kreatif serta inovatif dalam mengembangkan media pembelajaran.

  • Modul 1.2 tentang Nilai dan Peran Guru Penggerak

Menerapkan nilai dan peran Guru Penggerak, yakni menggelar webinar Mengenal Kecerdasan dan Keistimewaan Anak pada Kamis, 17 November 2022. Webinar ini dibuka oleh Kepala Dinas Pendidikan Beltim (Drs. Sarjano). Dalam implementasi modul ini, terjadi perubahan perilaku yang lebih baik dari guru dan siswa, yakni guru mampu menerapkan nilai dan peran guru penggerak dalam wujud pelaksanaan webinar, dan siswa mendapatkan pengetahuan baru terkait webinar tersebut.

  • Modul 1.3 tentang Visi Guru Penggerak

Membuat Visi Guru Penggerak dengan dilengkapi tahapan Inkuiri Apresiatif (IA) BAGJA, yaitu "Mewujudkan peserta didik yang bernalar kritis, mandiri, dan kreatif pada pembelajaran di kelas melalui karya literasi di media massa". Dalam penerapan modul ini, terjadi perubahan perilaku pendidik dan peserta didik, dimana guru telah memiliki visi pembelajaran yang menjadi acuan atau goals dalam mengajar, serta siswa belajar menjadi lebih terarah melalui implementasi visi pembelajaran yang sudah guru lakukan.

  • Modul 1.4 tentang Budaya Positif

Melakukan sosialisasi kepada rekan guru mengenai Budaya Positif, yaitu: (1) Disiplin positif & nilai-nilai kebajikan (2) Teori motivasi, hukuman & penghargaan; (3) Keyakinan kelas; (4) Kebutuhan dasar manusia & dunia berkualitas; (5) Restitusi 5 kontrol; (6) Segitiga restitusi. Dalam pengaplikasian modul ini, guru menjadi lebih terbuka dan berpedoman pada budaya positif dalam melakukan pembelajaran di kelas, sehingga terjadi perubahan pula pada perilaku siswa yang lebih berdampak positif melalui keyakinan kelas, disiplin positif dan restitusi.

  • Modul 2.1 tentang Pembelajaran Berdiferensiasi dan modul 2.2 tentang Pembelajaran Sosial Emosional

Melakukan pembelajaran di kelas yang berbasis kebutuhan murid (pembelajaran berdiferensiasi) dan Pembelajaran Sosial Emosional (PSE). Dalam penerapan modul-modul ini, perubahan perilaku terdapat pada perubahan cara memproduksi konten dan proses pembelajaran bagi guru ke siswa. Untuk perubahan pada siswa sendiri, siswa bisa membuat penugasan yang disesuaikan dengan minat dan jenis produk yang ia inginkan. Selanjutnya, untuk PSE, guru bisa mengintegrasikan PSE dalam pembelajaran di kelas, agar didapatkan suasana belajar yang mindfulness (kesadaran penuh) bagi siswa. Menggunakan PSE di kelas berarti guru sudah menerapkan kreativitas dan upaya menyatukan pembelajaran secara emosional.

  • Modul 2.3 tentang Coaching untuk Supervisi Akademik

Mengimplementasikan praktik coaching kepada rekan sejawat. Praktik ini dilakukan untuk meningkatkan kompetensi coach, manajemen kelas, pembelajaran berdiferensiasi, dan PSE bagi guru. Untuk murid sendiri, perubahan perilaku terjadi ketika guru berhasil menerapkan pembelajaran berdiferensiasi dan PSE dengan baik.

  • Modul 3.1 tentang Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan sebagai Pemimpin
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline