Menemukan warung kopi, kedai kopi, kafe kopi atau bahasa kerennya kopitiam sangatlah mudah. Aneka kopi hitam arabica dan robusta serta kopi instan yang ditawarkan. Harganya tentu saja berbeda tergantung tempat dan pelayanannya.
Menjumpai kafe yang khusus menyediakan minuman teh barulah agak sulit. Kalau toh ada masih jarang dan hanya ada di daerah tertentu. Biasanya di komplek pertokoan sebuah perumahan terpadu atau perumahan kelas menengah. Setidaknya ini pengalaman penulis saat dijamu secara khusus oleh seorang kontraktor sebagai ucapan terima kasih. Gratifikasi? Entahlah.
Kafe ini ada di sebuah klaster kelas menengah kota Malang namun jauh dari keramaian dan lalu lalang kendaraan. Sesuai dengan yang ditawarkan kafe teh ini hanya menyediakan aneka minuman teh lokal dan beberapa teh import.
Teh lokal yang dimaksud bukan teh bungkus dan teh celup produksi pabrik tetapi daun teh racikan sendiri yang didapat dari perkebunan teh dalam negeri. Di antaranya hasil perkebunan teh Tambi, Temanggung.
Sedang teh import, berdasarkan yang tertera di botol merupakan hasil perkebunan di India, Pakistan, Vietnam, Philipina, Argentina, Brasil, dan China.
Untuk penganan yang disediakan hanya aneka roti dan burger. Tidak ada yang lain.
Jenis teh yang disediakan sekitar 20 macam rasa dan aroma dengan bahan tambahan beraneka ragam pula. Ada kapulaga, serai, kayu manis, dan masih banyak lagi. Tambahan pada setiap sajian jumlahnya sangat minim agar aroma dan rasa teh sebenarnya masih terjaga.
Konsumen yang datang memesan akan diajak customer service (saya tidak berani menyebut pelayan karena kuatir dianggap merendahkan) untuk melihat-lihat dan memilih jenis dan aroma teh yang disukai.