Lihat ke Halaman Asli

Mbah Ukik

TERVERIFIKASI

Jajah desa milang kori.

Nasib Petani di Musim Kemarau dan Panen Raya

Diperbarui: 14 Oktober 2024   16:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Video. Sumber ilustrasi: Freepik


Pekan terakhir beberapa daerah diguyur hujan cukup deras. Hujan selama tiga hari masing-masing berselang sehari seakan menunjukkan bahwa sudah memasuki musim hujan.

Berdasarkan penanggalan pranata mangsa pekan terakhir September hingga pekan pertama Nopember masih merupakan mangsa semplah atau masa pancaroba dimana hujan belum sepenuhnya turun. Jika ada hujan deras budaya Jawa menyebut 'udan salah mangsa' artinya hujan di musim yang salah.

Pada masa seperti ini maka debit air sungai atau irigasi sangatlah jauh berkurang sehingga banyak sawah dan ladang yang kekurangan air.

Bagi petani yang tepat memperhitungkan sistem penanaman dengan pengairannya maka tidak akan gagal tanam.

Jika perhitungan tidak tepat maka kegagalan tidak bisa dihindari. Ada tanaman yang kekurangan air saat baru tebar benih. Ada yang gagal saat tanaman baru tumbuh. Dan yang paling menyesakkan saat tanaman sudah berbunga bahkan mulai muncul bakal buah harus layu karena kekurangan pasokan air.

Di sinilah para petani harus bisa bekerja sama dengan petugas pengairan dukuh atau waker atau ada yang menyebut kuwawa.

Lahan berada tepat di pinggir aliran irigasi bukan jaminan menerima pasokan air yang melimpah.

Bila pada saat itu bukan waktunya mendapat giliran maka tidak akan dipasok.

Bila dipaksakan oleh petugas pengairan akan menimbulkan perselisihan. Ini yang harus dihindari.

0 0 0

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline