Lihat ke Halaman Asli

Mbah Ukik

TERVERIFIKASI

Jajah desa milang kori.

Pesan Terakhir Lelaki Tua

Diperbarui: 21 April 2024   22:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen pribadi 

Jam masih menunjukkan angka sepuluh malam lebih sedikit saat rasa kantuk muncul. Belum terlalu malam untuk tidur. Namun seharian menemani orang terkasih berbaring di tempat tidur persiapan pasang ring jantung sungguh melelahkan.

Ketika gerimis mulai redah, aku keluar dari kamar di lantai paling atas tanpa menggunakan lift untuk sekedar jalan-jalan menghilangkan kejenuhan.

Saat di depan tangga turun paling bawah kulihat seorang lelaki tua duduk bersila di sebuah tikar. Wajahnya agak pucat dengan tatapan sedikit kosong. Di sampingnya seorang lelaki muda tidur pulas dengan sedikit dengkuran.

"Boleh duduk di sini, Pak?" Tanyaku basa-basi untuk menemani karena hampir seluruh selasar telah dipenuhi keluarga pasien yang terpaksa tidur di tempat itu.

Ia hanya menjawab dengan senyuman sambil mengulurkan tangan kanannya saat aku ingin bersalaman. 

Telapak tangannya begitu dingin.

Sepuluh menit aku duduk di sampingnya dalam diam.

"Ini anakku satu-satunya...," katanya mengawali pembicaraan. Diusapnya dahi lelaki muda yang tidur pulas itu.

Setitik airmata tampak keluar dari matanya. 

"Ia belum berani berkeluarga karena harus merawatku." Katanya sendu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline