Pepatah Jawa yang bernilai filosofis dalam salah satunya berbunyi: nglurug tanpa bala menang tanpa ngasorake.
Nglurug artinya mendatangi lawan di markasnya. Lawan bukan hanya berarti musuh dalam perang tetapi juga berarti orang yang tidak sepaham bahkan menentang. Dalam konteks pilpres 2024 berarti para kandidat presiden yang saling bersaing.
Nglurug tanpa bala artinya mendatangi lawan atau tanpa teman, kawan, atau pun pasukan.
Menang tanpa ngasorake artinya memenangkan persaingan tanpa merendahkan pesaing yang lain.
Pelaksanaan pilpres 2024 tinggal hitungan hari, KPU memberi wadah dan kesempatan bagi kandidat capres dan cawapres untuk mengutarakan rencana pembangunan negeri tercinta dalam kepemimpinannya ke depan sesuai dengan misi dan visi partai pendukungnya dalam koalisi.
Sebuah tempat yang disediakan KPU Republik Indonesia untuk duduk bersama dalam kebersamaan yang seharusnya bisa menciptakan pemikiran kritis menjadi sebuah ironi menciptakan dan membangun opini yang tidak perlu.
Kritikan yang cenderung menohok ad hominem dalam budaya Jawa dikenal dengan ndemok bathuk atau menunjuk jidat merupakan tindakan tidak etis.
Merendahkan lawan atau pesaing dengan maksud mendapat tepuk tangan dan dukungan dari pendukung inilah yang disebut 'ngasorake'. Penghancuran dan pembunuhan karakter.
Seorang pemimpin sejati berjiwa ksatria pastilah menghindari sikap demikian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H