Kesibukan orangtua dari keluarga muda dalam merintis karir, mencari nafkah, atau pun sibuk mengurus rumah tangga kadang sering lupa akan pola asuh pada putra-putrinya.
Pendidikan anak lebih banyak diserahkan pada sekolah ditambah lagi pada lembaga bimbingan belajar atau guru les. Komunikasi antara orangtua dan anak-anaknya menjadi berkurang sehingga keakraban mereka sebagai sahabat sering terabaikan.
Di sinilah sekolah harus jeli membaca keadaan dan bisa menjadi jembatan untuk mengakrabkan dua pribadi yang berbeda dalam keluarga.
Mengimplementasikan P5 dalam Kurikulum Merdeka, yakni potensi diri, pemberdayaan diri, peningkatan diri, pemahaman diri, dan peran sosial maka sekolah harus berani membuat terobosan mengajak orangtua siswa mengembangkan segala potensi diri.