Seorang petani berdiri di pinggir tanggul yang memisahkan bentangan sawah dan rawa-rawa berair payau di Pantai Samas.
Matanya memandang jauh pada hijaunya sawah yang subur namun padinya tampak tumbuh tidak merata. Dari tatapan matanya sepertinya ia sedang gelisah.
Dari perbincangan kami, ternyata memang dia sedang gelisah membayangkan kegagalan panen yang akan diperoleh nanti.
Tanaman padinya yang telah berumur lebih dari 40 hari menjelang berbunga kini terendam air payau akibat pasang naik dan gelombang tinggi Pantai Samas. Padahal dua minggu sebelumnya sawahnya juga terendam air payau tetapi sedikit terselamatkan hujan yang mengguyur beberapa hari. Namun demikian kesuburan tetap berkurang sehingga padi tumbuh tidak merata.
Kini, saat akan berbunga kembali didera air payau dan hujan deras selama tiga hari yang menyebabkan debit air muara Kali Opak juga naik.
Naiknya volume debit air Kali Opak memang bisa menetralkan air payau, di sisi lain padinya seharusnya sudah tidak membutuhkan terlalu banyak air.
Genangan air menyebabkan kandungan air pada padi menjadi tinggi yang berakibat kualitas gabah berkurang. Jika sudah kering bobot padi jauh merosot dari bobot gabah hingga 30%. Saat diselep pun menjadi beras mudah patah sehingga harganya pun turun.
Perhitungan ekonomi maka ia tidak mendapat keuntungan selain impas bahkan rugi.