Lihat ke Halaman Asli

Mbah Ukik

TERVERIFIKASI

Jajah desa milang kori.

Menonton Beksan Jayenglaga di Bangsal Kasatriyan Keraton Yogyakarta

Diperbarui: 7 Februari 2023   14:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen pribadi.

Hari Selasa Wage bagi masyarakat Yogyakarta adalah hari yang istimewa karena merupakan hari kelahiran hari kelahiran (Jawa: Wiyosan Dalem) Sri Sultan Hamengku Buwono 10. 

Dalam rangka merayakan hari kelahiran Beliau, setiap malam sehari sebelumnya atau pada Senin Pon digelar sebuah Uyon-uyon Hadiluhung (karawitan) dan sebuah tari (Jawa: beksa) di Bangsal Kesatrian (Kagungan Dalem Bangsal Kasatriyan), Keraton Yogyakarta. Pada Senin Pon malam Selasa Wage, 6 Februari 2023 jam 19.00 - 22.00 di Bangsal Kesatrian Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat digelar Uyon-uyon Hadiluhung dan Beksan Jayenglaga.

Beksan Jayenglaga adalah sebuah tari yang diambil dari lakon Panji yang mengisahkan perseteruan antara Raden Jayenglaga dari Kerajaan Jenggala dengan Prabu Mandrasena dari Kerajaan Puser Angin. 

Karawitan dari Kawedanan Kridamardawa. | Dokumen pribadi.

Dokumen pribadi.

Dokumen pribadi.

Perseteruan ini berlanjut menjadi sebuah pertempuran yang dimenangkan oleh Raden Jayenglaga kala Prabu Mandrasena berniat memperluas wilayah kekuasaannya. 

Beksan Jayenglaga yang diperankan oleh empat penari pria merupakan hasil karya Sebagai ketujuh dari Sri Sultan Hamengku Buwono ke 10 dan mengisahkan sebuah pertempuran dengan gerak tari menggambarkan kegagahan pria. 

Namun demikian tidak menggambarkan sebuah perkelahian seperti pada gerak tari dalam wayang wong atau ketoprak. Perkelahian antar tokoh yang diperankan lebih dalam bentuk seni tari yang halus sekalipun dengan iringan gamelan yang rancak menghentak. 

Dokumen pribadi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline