Menjelang siang, sekitar jam 10 cuaca sekitar Yogyakarta sangat cerah namun cukup gerah bagi mereka yang harus bergerak di tengah padatnya lalu lintas. Semua kendaraan tampak berpacu untuk lebih cepat dari yang lain dengan tujuan masing-masing.
Di antara lalu lalang kendaraan di jalanan yang tak terlalu lebar, seorang wanita lansia mendorong sepeda yang membawa dua keranjang besar penuh muatan tungku tradisional berupa anglo dan dan keren.
Di depan sebuah toko kelontong tradisonal, si wanita ini berhenti sejenak untuk menawarkan anglo dan keren dengan harga 12.500 rupiah untuk ukuran sedang dan 20 ribu untuk ukuran besar. Ukuran sedang diameternya 22 cm sedang ukuran besar diameternya 25 cm.
Di depan sebuah warung makanan, beliau juga berhenti sejenak menawarkan anglo dan keren tanpa basa-basi rayuan. Kadang sebelum menawarkan, beliau juga melihat anglo dan keren yang digunakan pedagang masakan untuk menghangatkan masih dalam kondisi baik atau tidak. Sekiranya masih cukup baik, beliau tidak menawarkan. Beliau pun melanjutkan perjalanan menyusuri jalan raya menawarkan pada para pedagang kelontong dan warung makanan.
Jika beruntung, dalam sehari bisa menjual hingga 10 buah anglo dan keren. Jika yang terjual berukuran besar berarti mendapat uang 200 ribu rupiah. Laba yang didapat dari hasil penjualan tersebut tak lebih dari 50 ribu rupiah.
0 0 0
Mengenal anglo dan keren sebagai tungku untuk memasak.