Lihat ke Halaman Asli

Mbah Ukik

TERVERIFIKASI

Jajah desa milang kori.

800 Tahun Berdirinya Singhasari

Diperbarui: 29 November 2022   09:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Candi Singosari saat perbaikan, salah satu peninggalan Kerajaan Singhasari. | Dokumen pribadi.

Tunggul Ametung sebagai penguasa Tumapel kedudukannya hanyalah di bawah Kertajaya penguasa Kediri. Setiap tahun Tunggul Ametung harus menyerahkan upeti yang jumlahnya sangat memberatkan. 

Di sisi lain, pajak-pajak yang diterima dari penduduk sekitar Tumapel yang ada di sebelah timur Gunung Kawi banyak dirampas oleh Ken Angrok.

Penyerahan upeti kepada Kertajaya yang terus berkurang tentu saja sangat membahayakan kedudukannya sebagai akuwu (setingkat kabupaten) yang sewaktu-waktu akan diganti oleh Kertajaya.

Tekanan yang begitu berat sebenarnya terjadi karena gaya hidup Tunggul Ametung yang suka berfoya-foya sehingga banyak pemberontakan termasuk perampokan yang dilakukan oleh Ken Angrok. 

Tekanan semakin menjadi karena perselisihan dengan kalangan brahmana semakin menjadi. Salah satunya oleh Mpu Purwa di Panawijen (sekarang Polowijen, Malang).

Untuk mengurangi perselisihan, Tunggul Ametung bermaksud mendekati dan berdialog dengan Mpu Purwa. 

Apa daya, saat ke Panawijen tidak bertemu dengan Mpu Purwa selain putrinya yang sangat cantik, Ken Dedes. 

Di sinilah keberingasan Tunggul Ametung justru muncul, dialog yang seharusnya dilakukan justru berbalik menculik Ken Dedes untuk menaklukkan Mpu Purwa.

Kebatilan Tunggul Ametung justru membuat amarah Mpu Purwa yang tidak mau menyerah dengan mengutuk Tunggul Ametung.

Kejahatan yang dirasakan Mpu Purwa menjadi buah bibir rakyat Tumapel yang ingin bebas dari Tunggul Ametung.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline