Cuaca panas dan gerah di Bantul seperti juga di seluruh wilayah Jogjakarta membuat saya enggan di dalam rumah saja. Menjelang tengah hari lebih banyak duduk-duduk di bawah rerimbunan bambu di depan rumah.
Hanya saja, kekuatiran adanya ular yang menyelinap di bawah tikar atau alas duduk membuat bergidik. Sekalipun semilirnya angin dan cuitan burung membuat lupa gerahnya udara.
Untuk mengurangi kebosanan saya pun kadang mencari tempat lain yang lebih menarik dan menantang.
Jalan kaki menyusuri hutan jati di tepi Jl. Raya Goa Selarong hingga menembus sekitar Goa Selarong tempat Pangeran Diponegoro mempersiapkan dan menyusun strategi melawan Belanda.
Jauhnya hanya sekitar 900 meteran saja tapi sangat tenang jauh dari hiruk pikuk kendaraan bermotor. Bahkan cuitan burung pun tak ada. Hanya ada suara gesekan dedaunan jati yang tertiup angin.
Tak terlalu berkeringat untuk sampai di Goa Selarong yang sunyi dan hening.
Di sinilah beberapa orang datang sekedar leyeh-leyeh untuk menghilangkan kejenuhan. Termasuk saya pada hari Kamis dan Sabtu kemarin jalan kaki nyeker alias tanpa memakai alas kaki. Serta tanpa membawa hape.