Menikmati kesendirian di sisa usia kadang memang dibutuhkan seseorang. Bukan berarti menarik diri sepenuhnya dari kehidupan sosial tetapi sekedar mengenang masa lalu yang indah.
Pagi ini, setelah doa di Gereja Hati Kudus Yesus, Ganjuran Bantul, saya sengaja duduk-duduk di bawah deretan pinus sambil mengenang saat beberapa kali ke sini bersama rekan guru antara 1997-2017.
Membayangkan kembali keceriaan bersama para guru muda dan juga beberapa guru sebaya yang kini telah purna dan ada yang telah tiada menghadap Sang Ilahi.
Tiba-tiba saja, mata ini tertuju pada mekarnya beberapa teratai putih mungil di sebuah kolam. Ingatan pun melayang sekitar 45 tahun yang lalu. Saat terperangkap cinta monyet dan kala itu sedang populernya lagu Teratai Putih dari Favourite Group. Lagu ini dilantunkan selain oleh Mus Mulyadi personil Favourite Group juga oleh Tety Kadi, penyanyi cewek manis yang beken tahun 60-70 an.
Sambil memoto teratai indah saya pun melantunkan lagu ini dalam hati dan mengenang masa lalu.
Sekuntum bunga teratai di tengah kolam, putih mekar bagai salju tiada bercela.
Ingin meraih bunga teratai yang indah tak tercapai apa daya hatiku kecewa.
Bunga bercahaya menyinari sanubari hatiku terlena ...
Kusayangi ... kusayangi ... jangan sampai bunga layu tetap mekar dan berseri ...
Sayang disayang datang burung menginjaknya.
Helai demi helai gugur teratai merana.
Duhai bungaku hati iba dan membeku, teratai putih berseri kini hancur layu ...
* Sumber: lirik lagu Teratai Putih dari Favourite Group