Nanging impen mau ana wektune lan kahanan sing ngimpi.
Turu awan utawa turune wong lara ora isa dadi pratanda jalaran turune ora jenjem lan angler.
Wong bagas waras yen ngimpi nalika watara jam 12 wengi nganti jam 2 para esuk bakal bisa dadi pratanda.
Nanging yen mapan turune jam 11 wengi sanajan ngimpi apa wae dudu pratanda merga turune ora utawa durung angler. Pikiran isih rada terang.
Semono uga wong kekeselen, impene ora bisa dadi pratanda.
Contone:
Prawan desa sing lagi umbah-umbah lan adus ing belik banjur weruh ula nganti keplayon keweden.
Nalika turu impen-impenen utawa nglindur dicokot ula.
Impen iki ora bisa ditegesi sanajan ana kapitayan prawan desa ngimpi dicokot ula tegese bakal ana sing nglamar.
Nuwun..
Rahayu... rahayu... rahayu...
Bahasa Indonesia
Mimpi dalam budaya Jawa bukan sekedar bunga atau hiasan saat tidur.
Berdasarkan ilmu titen atau berdasarkan catatan akan ingatan masa lalu yang terjadi pada sejarah kelahiran dan kehidupan masa lalu masyarakat Jawa, mimpi mempunyai arti yang dalam. Terutama sebagai pratanda akan sesuatu yang bakal dialami seseorang.
Namun demikian tidak semua mimpi yang terjadi bisa menjadi sebuah pratanda. Tergantung keadaan seseorang, waktu, dan tempat.
Seseorang yang sedang sakit, gundah, gelisah, atau ketakutan apalagi depresi di mana kesadarannya terganggu maka impian yang dialami lebih menandakan keadaan kondisi jiwanya.
Tidur siang sekedar untuk melepas lelah dan kejenuhan juga demikian.
Tidur malam juga di mana mulai memejamkan mata sekitar jam sebelas malam di mana otak masih setengah sadar lalu bermimpi maka mimpinya tidak mempunyai arti.
Tidur di tempat yang baru, misalnya di tempat kos, hotel, rumah kerabat, apalagi di perkemahan di mana otak selalu waspada maka mimpinya juga tidak bisa diartikan.
Mimpi baru bisa dibaca mempunyai arti jika keadaan seseorang sehat wal afiat jasmani dan rohani serta pulas setelah dua-tiga jam memejamkan mata.
Biasanya mimpi yang dialami antara jam 12 tengah malam hingga jam 3 dini hari.
Beberapa arti mimpi menurut ilmu titen Jawa.
Terserang banjir: akan mengalami musibah.
Digigit ular bagi seorang gadis berarti akan dilamar seorang pria.
Tertimpa bintang atau benda langit akan mendapat rejeki.
Beda lagi dengan impen-impenen atau ingatan yang muncul saat tidur akan sebuah kejadian yang dialami pada pagi-sore harinya.
Misalnya seorang gadis sedang mencuci pakaian dan mandi di mata air desa lalu melihat adanya seekor ular yang membuat ketakutan.
Ketakutan ini terbawa dalam mimpi saat tidur. Inilah impen-impenen yang tidak bisa diartikan.
Salam....
Semoga selalu sehat dan sejahtera.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H