Hadiah bagi guru selama ini yang jadi pembicaraan adalah pemberian siswa atau orangtua siswa pada saat kenaikan kelas.
Padahal hadiah bagi guru kadang diberikan saat Hari Guru, Hari Pendidikan Nasional, hari raya keagamaan dan sumber hadiah ada beberapa macam.
Pertama dari siswa.
Hadiahnya beraneka macam, seperti puisi ucapan terimakasih yang ditulis di selembar kertas lengkap dengan gambar karya sendiri. Bahkan surat cinta, khususnya guru di SMP dan SMA. Ada juga yang memberi pena, dompet, buku harian, kaos, bahkan sepatu.
Kedua dari orangtua.
Hadiah dari orangtua tak jauh berbeda dengan yang diberikan oleh siswa. Hanya saja puisi diganti surat cinta. Terutama dari single parent yang butuh teman curhat.
Tidak semua pemberian orangtua berasal dari orangtua itu sendiri. Misalnya orangtua siswa yang berprofesi sebagai pedagang minyak pelumas, suku cadang motor dan mobil mendapat sponsor kaos atau jaket parasut dari perusahaan untuk konsumen tetapi diberikan pada guru putra-putrinya.
Ketiga dari perusahaan penerbitan.
Sebelum kurikulum KTSP, sekolah bisa secara bebas mengadakan buku pelajaran sesuai dengan kebutuhan. Maka banyak penerbit melobi guru secara pribadi agar mengusulkan pada dewan guru dan kepala sekolah untuk memakai produk mereka. Di akhir tahun ajaran pihak penerbit akan memberi hadiah secara pribadi maupun secara kolektif ke sekolah.
Hadiah secara pribadi bisa alat masak, sepatu, tas, atau jaket.
Hadiah secara kolektif biasanya beaya transportasi dan konsumsi rekreasi guru.
Keempat dari sponsor perusahaan.
Pengadaan alat tulis kantor atau ATK termasuk sarana prasarana sekolah juga menjadi lirikan perusahaan. Walau ada larangan pemberian gratifikasi toh kenyataan ada perusahaan yang memberi sesuatu sabagai thanksgiving.
Kelima dari perguruan tinggi.