Lihat ke Halaman Asli

Mbah Ukik

TERVERIFIKASI

Jajah desa milang kori.

Mereka Tak Mau Menyerah pada Keadaan

Diperbarui: 26 Mei 2022   13:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kerja keras. | Dokumen pribadi 

Adalah Suparman, sebut saja demikian, seorang petani kecil di Sumber Wuluh yang lahannya ditanami tebu dan kelapa. Lahannya yang tak begitu luas tak bisa memenuhi kebutuhan keluarga. Ia pun bekerja sebagai pencari pasir dan batu di Curah Kobokan. 

Bersama empat orang temannya setiap hari bisa mendapat satu truk pasir hitam yang dihargai 450 ribu rupiah oleh pedagang pasir. Jerih payah sebesar ini dibagi lima orang maka masing-masing mendapat 90 ribu. 

Dokumen pribadi.

Demi mengepulnya dapur. | Dokumen pribadi 

Pemecah batu sedang beraksi. | Dokumen pribadi 

Sayang sekali, saat erupsi Gunung Semeru pada 4 Desember 2021 material vulkanik telah menimbun ladangnya dan menghanyutkan truk juragannya saat sedang diisi pasir. Suparman pun kehilangan kebun dan pelanggan setia yang membeli pasirnya.

Sedang truk-truk lain yang jumlahnya puluhan sudah mempunyai buruh gali pasir dan batu sendiri-sendiri. Kecuali jika para penggali sedang ada pekerjaan lain maka pemilik truk akan memakai buruh gali lainnya. 

Kini Suparman yang tidak mungkin bertani lagi bersama temannya berganti profesi 9sebagai pemecah batu. Tempatnya pun tetap sama, yakni di Curah Kobokan. Sebuah pekerjaan yang lebih berat dan beresiko tinggi. 

(Baca juga: Mereka Tak Mau Menyerah pada Keadaan (2))

Estafet memasukkan batu. | Dokumen pribadi 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline