Lihat ke Halaman Asli

Mbah Ukik

TERVERIFIKASI

Jajah desa milang kori.

Sisa-sisa Penjual dan Pembaca Surat Kabar Cetak

Diperbarui: 13 Mei 2022   11:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen pribadi.

Sekitar sepuluh tahun yang lalu, setiap pagi selalu terdengar penjaja koran menawarkan surat kabar yang dijualnya sambil menyebut peristiwa aktual yang dimuatnya.
Kini, jangankan setiap hari, seminggu sekali saja belum tentu ada penjual koran lewat menawarkan.

Koran telah tergantikan oleh smartphone yang bisa memuat puluhan media online. Banyak pembaca yang beralih ke media online, e-paper, e-magazine. Surat kabar, tabloid,  majalah cetak pun jatuh tersungkur.

Sehari tak lebih dari 10 eksemplar. | Dokumen pribadi.

Dokumen pribadi.

Namun demikian masih ada pembaca dan pelanggan setia yang sulit meninggalkan surat kabar cetak. Terutama instansi tertentu seperti sekolah dan kantor pelayanan publik. 

Alasan pertama, surat kabar cetak bisa mudah dibaca karena tulisannya lebih besar daripada e-paper. Kedua bisa ditempatkan di salah satu ruangan untuk dibaca siapapun termasuk tamu. 

Ketiga, jika e-paper masih memuat artikel secara lengkap dan rinci sehingga mudah dipahami maka media online yang bukan e-paper biasanya hanya memuat sepotong-potong dan sering terganggu muncul iklan saat sedang membaca.

Alasan yang ketiga inilah yang banyak kurang disukai pembaca, terutama para pembaca dari golongan yang tak mungkin bisa membeli smartphone kelas menengah dan membeli pulsa data untuk membuka media online. Apalagi berlangganan e-paper.

Tangkap layar e-paper Kompas | Dokumen pribadi.

Tangkap layar e-magazine | Dokumen pribadi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline