Lihat ke Halaman Asli

Mbah Ukik

TERVERIFIKASI

Jajah desa milang kori.

Semangat Anak Desa Melestarikan Seni Budaya Tradisional

Diperbarui: 28 Maret 2022   21:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sang dukun kecil sedang menyadarkan pemain yang baru kalap. Dokumen pribadi.

Kehidupan anak dan remaja perdesaan yang masih terikat dengan budaya lokal merupakan kekayaan budaya nasional. Bahwa ada sebagian yang mulai mengenal dunia maya tak bisa dipungkiri tetapi budaya tradisional tidak pernah lepas sama sekali.

Minggu pagi tadi, di salah satu sudut Dusun Bendo Lawang, Desa Ngadirejo Kecamatan Jabung Malang yang ada di barat daya lereng Gunung Bromo tampak sekelompok anak laki-laki sedang bermain caplokan dan jaranan atau kuda kepang.

Kuda kepang atau jaran kepang memang seni budaya rakyat yang menyebar hampir di seluruh tanah Jawa bahkan sudah menyebar hingga luar Jawa yang dibawa oleh para pengembara.

Bedanya, untuk wilayah Malang Raya yang meliputi Malang kota dan kabupaten serta Batu, seni jaranan ada bagian seni yang disebut caplokan. 

Pemain caplokan sedang menghirup bau kemenyan. Dokumen pribadi.

Lari mengejar pengganggu. Dokumen pribadi.

Kelelahan setelah kalap. Dokumen pribadi.

Caplokan semacam patung kayu berupa kepala naga yang meringis dengan kepala melotot.

Caplokan kepala naga ini dipegang oleh seorang pemain yang menari serta menghentak-hentakkan untuk membuka mulut naga dengan tangannya sehingga mengeluarkan bunyi plak... plak... plak... plak...plak... plak...

Bukaan mulut naga ini mengisahkan akan menelan siapa pun yang berbuat jahat. Maka dari itu ketika ada penonton yang bersiul dianggap sebagai 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline