Ada sementara ahli siasat perang yang berpendapat untuk memenangi sebuah pertempuran maka pasukan udara bergerak dan menghancurkan garis depan lawan dulu. Ini dilakukan untuk membuat jalan pasukan darat yang akan merangsek masuk.
Kenyataannya, berbeda dengan yang dilakukan Rusia ketika memasuki Ukraina. Pasukan kavaleri dengan kendaraan lapis baja dan tank-tank tangguh masuk lebih dahulu. Padahal kala di Suriah, justru pesawat tempur yang pertama bergerak.
Kondisi alam yang jauh berbeda mungkin yang membuat Rusia mengambil taktik jitu ini. Terbukti, setelah pasukan darat masuk barulah helikopter dan pesawat tempur datang mendukung.
Di sisi lain, tentunya Rusia berpikir bahwa Ukraina yang notabene mantan anggota federasi Uni Soviet tentu masih punya rudal-rudal yang siap menghadang dan menjatuhkan pesawat tempur Rusia.
Jika ini terjadi, sungguh sangat berbahaya sebab Amerika yang menggelitik Ukraina, tentu punya agen-agen yang siap mencuri teknologi militer Rusia.
Kisah fiktif dalam film Fire Fox yang dibintangi oleh Clint Eastwood tentu tak diharapkan.
Film yang mengisahkan tentang pencurian protipe pesawat tempur super canggih buatan Uni Soviet oleh Amerika yang mengutus mayor Mitchell Gant veteran perang Vietnam.
Pesawat imajinasi super canggih yakni Mig 31 yang oleh Amerika Serikat disebut Fire Fox. Lemahnya dinas intelijen Uni Soviet karena adanya pembangkang membuat Mayor Mitchell Gant agen Amerika Serikat mudah masuk ke tubuh USSR dan menggondol pesawat tempur hipersonik Mig 31 ke Amerika lewat utara Kanada.
Memang kisah film yang dibuat pada era perang dingin ini hanya fiktif belaka, namun membangkitkan kebanggaan bagi mereka yang senang dengan kehidupan bebas ala barat dalam hal ini Amerika.
Amerika yang saat itu baru babak belur dalam perang Vietnam sulit melupakan kesedihan dan tetap merasa sebagai negara adikuasa. Lewat film ini ingin menunjukkan betapa berkuasanya Amerika Serikat.