Lihat ke Halaman Asli

Mbah Ukik

TERVERIFIKASI

Jajah desa milang kori.

Buku Sebagai Sumber Pengetahuan yang Mencerahkan

Diperbarui: 5 Februari 2022   22:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen pribadi.

Buku sebagai sumber pengetahuan memang tidak bisa lepas dari kehidupan manusia yang ingin maju demi kualitas hidup yang lebih baik. 

Namun sejauh mana buku mempengaruhi pandangan hidup dan perilaku seseorang tergantung bagaimana ia memaknai isinya sesuai dengan pengalaman pribadi masing-masing. 

Pengalaman bersama keluarga, masyarakat, dan pendidikan formal yang didapatnya.

Di luar buku pelajaran sekolah, saya mengenal buku sebagai bacaan adalah majalah bahasa Jawa atau pawarti Penyebar Semangat pada saat masih TK sekitar tahun 63. Bacaan kedua majalah anak-anak Si Kuncung yang kubaca dari 67 saat masih SD hingga 84 saat sudah menjadi guru SD. 

Dokumen pribadi.

Bacaan ketiga kukenal langsung koran ternama Kompas pada  tahun 69 saat masih duduk kelas 5 SD. Saat duduk di bangku SMP mulai mengenal majalah Selecta, Ria, D&R, Tempo, dan HAI.

Pendidikan budi pekerti dapat saya raih dari majalah Si Kuncung dan Penyebar Semangat. Di tambah lagi pengaruh kehidupan masyarakat perdesaan yang demikian kental dan sangat menjunjung tinggi persaudaraan dan kekerabatan. Sekali pun pada saat itu terpecah dengan peristiwa G30S yang memporak-porandakan dengan terjadinya saling mencurigai dan menuding demi keselamatan diri agar tidak terciduk apalagi bisa berakibat dikirim ke Pulau Buru.
Peristiwa inilah yang membuat saya gemar membaca Kompas. 

Di sisi lain berdirinya orde baru di luar kontrol yang menyebabkan korupsi besar-besaran, peristiwa Sum Kuning, dan Malari yang heboh membuat terpengaruh membaca Tempo yang baru berumur jagung.
Tiga peristiwa terakhir ini begitu mempengaruhi pandangan hidup betapa kerasnya kehidupan masyarakat kota dan perpolitikan di negeri ini.

Dokumen pribadi.

Pembersihan akar-akar PKI bukan hanya hingga akhir 60an tetapi juga masih berlangsung hingga akhir 80an. Korban pemecatan dari PNS dan ABRI pun masih berjatuhan bahkan setelah peristiwa pembebasan para tahanan politik pada 78.
Kekejaman orde baru dan kaum penjilatnya dengan isu-isu PKI yang membuat banyak orang tersisihkan dan terbuang mempengaruhi bahwa hidup bukan hanya untuk suatu kedudukan dan jabatan tetapi memahami bagaimana hidup di tengah badai dan peristiwa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline