Ketika terjadi sebuah bencana atau kecelakaan, rasa empati pun muncul dari seluruh lapisan masyarakat baik secara pribadi maupun lewat komunitas. Ini merupakan tanda persaudaraan tanpa batas dan sekat yang harus diakui.
Di sisi lain, masih ada segelintir orang memanfaatkan kesempatan ini mencari keuntungan pribadi. Sangat disayangkan sekali. Demikian juga dengan peristiwa erupsi Gunung Semeru pada Sabtu, 4 Desember 2021 kemarin lusa.
Seperti yang saya sebut pada tulisan kemarin, puluhan WA, messenger, maupun DM dari rekan-rekan dan Kompasianer masuk menanyakan keadaan.
Maklum hampir 40% tulisan saya tentang Bromo Tengger Semeru. Saya memang mempunyai puluhan foto dari keluarga yang tinggal tak jauh dari Gladak Perak tempat bencana, namun tidak saya share karena kautir disalahgunakan sekali pun foto-foto tersebut sudah saya watermark.
Sehari tadi, saya menerima setidaknya tiga video spektakuler yang boleh dikatakan sangat menyesatkan. Video ini bukan hanya saya terima tetapi juga diterima oleh orang lain secara berantai.
Saya awali dari foto dokumen pribadi hasil jepretan pada 2006 silam kala itu kawah Semeru sering menyemburkan (bukan meletus) hingga ketinggian sekitar 2.500 m.
Letusan tegak lurus ke atas ini berdasarkan catatan dan hasil foto saya sejak 2002. Foto utama di atas merupakan bidikan yang cukup spektakuler dan langka.
Sebab sejak itu semburan awan kembali lagi mengarah ke tenggara dan ke selatan. Serta tak pernah seperti itu lagi. Kecuali pada Juli 2021 hanya saja tidak saya abadikan karena saya anggap fenomena alam biasa.
Sekarang mari melihat dengan teliti foto hasil screenshot sebuah video letusan Gunung Semeru yang sangat spektakuler dan foto hasil screenshoot google map tadi sore. Sengaja video yang beredar tidak saya tampilkan karena sangat aneh.