Lihat ke Halaman Asli

Mbah Ukik

TERVERIFIKASI

Jajah desa milang kori.

Hilangnya Burung dan Hewan yang Membawa Kedamaian

Diperbarui: 18 November 2021   20:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kala padi menjelang panen dulu pohon kelapa penuh sarang burung manyar. Sekarang tak ada lagi. Dokumen pribadi.

Bagi yang (pernah) tinggal di desa setiap sekitar 5-6 pagi mendengar kicauan burung-burung kecil seperti kacamata, cimblek, encit, pipit, dan manyar adalah hal yang biasa. Pada jam 8-9 pagi yang berkicau berganti lagi burung cendet, kutilang, prenjak, dan jalak sungu dan jalak uret. Menjelang tengah hari biasa burung tekukur, perkutut, puter, dan kadang srigunting, kepodang, dan gagak.

Sore hari hampir semua burung yang saya sebut di atas kembali mereka meramai jagad dengan membuat suara riuh (Jawa: pating cruet) di dahan-dahan pohon berebut tempat bertengger dan berteduh untuk tidur malam.

Suara mengasyikkan ini beringan dengan nyanyian serangga malam seperti jangkerik, orong-orong, belalang kayu biasanya di pohon nangka, engkes, serta burung-burung malam seperti bence dan dares ( sejenis burung hantu kecil).

Di dalam rumah biasanya terdengar pula nyanyian lembut jangkerik upa ( Jawa: upa=sebutir nasi), sejenis jangkerik kecil seukuran sebutir nasi. Orang desa menyebut juga jangkerik ceketet.

Namun keadaan ini sudah berubah hampir sembilan puluh derajat akibat perubahan jaman dan gaya hidup manusia yang sedikit banyak menyingkirkan dan meninggalkan suasana alami.

Akhir tahun 70an di mana mulai di bangun komplek-komplek perumahan sederhana, banyak warga yang merindukan suasana desa kembali. Mendengarkan kicauan burung dengan cara memelihara.

Jika pada pertengahan tahun 70an banyak orang memelihara burung tradisional seperti perkutut, tekukur, puter, kepodang, beo, dan kutilang. Maka tahun sesudahnya mulai merambah burung-burung lainnya seperti gelatik, cendet, bahkan manyar dan pipit yang lebih banyak untuk mainan anak-anak.

Menjerang burung. Dokumen pribadi.

Tertangkap, tentu anaknya yang di sarang mati kelaparan. Dokumen pribadi.

Seharga delapan ratus ribu. Dokumen pribadi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline