Lihat ke Halaman Asli

Mbah Ukik

TERVERIFIKASI

Jajah desa milang kori.

Asyiknya Potong Rambut di Barber Shop Bawah Pohon

Diperbarui: 2 Juli 2021   07:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Baru beli sudah tak dipakai lagi. Dokumen pribadi

Potong rambut sendiri itulah niat saya sejak pensiun apalagi sejak pandemi Covid-19 merebak lagi. Alasannya supaya tidak tertular Covid-19. Maka dua bulan lalu pesan alat pemotong rambut yang harganya tak lebih dari dua ratus ribu rupiah.

Suatu hari saat istirahat di sawah, di dalam gubug yang ada aliran listriknya untuk pompa air, saya pun minta potong rambut pada istri. Sial. Belum separuh rambut dipotong, secara cepat angin berhembus membawa mendung. Celakanya angin mengajak guntur ikut serta menyapa kami. Takut petir ikut serta, potong rambut tidak kami lanjutkan. Mati disambar petir bukan pilihan kami. Lalu pulang dan dilanjutkan di rumah. Ternyata memotong rambut sendiri memang agak susah walau juga dibantu istri. Potong rambut sendiri memang gampang-gampang susah. Tapi jika kurang hati-hati potongan juga tidak rapi.

Kemarin lusa, setelah panen sawi, kembali saya minta istri memotong rambut saya yang sudah tipis alias hampir botak. Sedang asyik-asyiknya dipotong dengan hati-hati, salah satu teman petani lewat dan nyeletuk berkata,"Jangan pelit-pelit wong ongkos potong rambut hanya sepuluh ribu saja kok ga mau potong di Cak Mus."

Cak Mus kala mencangkul. Dokpri

Cak Mus adalah seorang tukang cangkul sawah dan kebun di desa kami, kala sedang tak ada garapan ia menjadi tukang potong rambut di bawah pohon mahoni pinggir jalan raya dekat sawah. Ongkosnya murah hanya sepuluh ribu rupiah.

Mendengar celetukan setengah menyindir itu, saya tak jadi potong rambut sendiri. Kalau dipikir memang lebih baik tidak potong rambut sendiri. Selain lebih rapi, toh ongkosnya murah serta memberi nafkah orang lain.

Sebagai orang desa, saya memang tak pernah potong rambut di barber shop apalagi di salon. Kecuali saat masih menjadi guru sering potong rambut di barber shop dan kadang di salon kecantikan sambil menemani istri yang mau facial.

Potong rambut di tukang potong rambut bawah pohon punya keunikan sendiri. Isis atau sejuk dengan semilirnya angin.

Untung harganya yang murah.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline