Lihat ke Halaman Asli

Mbah Ukik

TERVERIFIKASI

Jajah desa milang kori.

Rembulan di Atas Gedung Tua

Diperbarui: 29 Juni 2021   09:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen pribadi.

Rembulan merah duduk di singgasana di atas sebuah gedung tua. Wajahnya tampak lesu walau masih di sisa purnama yang sempurna.
Awan hitam beriringan pelan berarak membuat cahaya purnama memerah.
Sang Candra tampak kecewa namun tetap menahan amarah melihat mereka yang bersuka ria di atas dusta durhaka.
Angin pun menggandeng dan mengajak sang awan pergi dan membiarkan rembulan menatap dunia.
Sang Candra masih lesu dan wajahnya tampak semakin buram walau malam makin beranjak kelam tanpa bintang yang meramaikan angkasa.
Buat apa memperindah malam jika kegelapan lebih disukai manusia, bisik sang kartika.
Rembulan diam saja.
Jauh di atas sana setitik cahaya putih berlari pelan mengikuti lintang alihan membawa catatan siapa saja yang malam hari ini harus meregang nyawa tanpa terduga diiringi gelak tawa mereka yang penuh dendam amarah. Serta mereka yang menangis sedih sebelum sempat mengajak bersimpuh sekedar menyadari atas dosa.
Rembulan diam seribu bahasa namun cahaya merahnya mengiringi jiwa-jiwa yang berjalan gontai penuh penyesalan.

Dokumen pribadi.

Sabtu, 26 Juni 2021

Sasi Kasada, 16 Pon

Padang Ilalang Gunung Watangan

Catatan

Lintang alihan: bintang jatuh dalam budaya Jawa bisa berarti sebuah keberuntungan namun juga berarti sebuah petaka akan menimpa.




Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline