Bicara tentang sepakbola Eropa, maka negara-negara penguasa sepakbola Eropa seperti Jerman, Italy, Perancis, Spanyol, Inggris, dan Belanda sudah banyak yang membahasnya. Selain karena telah melahirkan pemain-pemain hebat dengan kompetisi yang teratur dan ketat juga pernah menjadi juara Eropa yang sering disebut sebagai piala dunia mini.
Malam, jam 20.00 pecinta sepakbola disuguhi siaran langsung antara Ukraina yang dilatih Andre S mantan pemain AC. Milan melawan Makedonia yang belum terdengar gaungnya dengan prestasi, seperti halnya Ukraina. Namun demikian ternyata pertemuan mereka kali ini sungguh menarik dan menghibur termasuk juga unik.
Pertama, jersey Ukraina yang berwarna kuning dan Makedonia yang merah seakan seperti dua partai besar penguasa di negeri kita, yakni Golkar dan PDIP yang berebut pemilih untuk menguasai kursi DPR. Demikian juga pendukungnya Makedonia memakai merah dan kuning untuk Ukraina. Apa hubungannya? Tidak adak ada. Hanya melihat keunikannya saja.
Kedua, jumlah penontonya termasuk yang paling banyak dan paling seru dengan siulan-siulan dan teriakan-teriakan mendukung kesebelasan negaranya secara bersautan. Namun tak ada saling hujat. Seperti yang dilakukan para hooligan dari Inggris.
Ketiga, walau dari negara kelas menengah dalam prestasi di Eropa ternyata permainan mereka sangat seru. Permainan terbuka saling berganti menyerang tanpa mengandalkan serangan balik dengan sistem pertahanan grendel-catenaccio seperti yang dilakukan Italy dalam piala Eropa maupun dunia. Atau seperti Yunani atau sistem parkir bus untuk bertahan 70% ketika menaklukkan Portugal dalam final Piala Eropa 2004 yang membuat Ronaldo frustrasi.
Keempat, wasit tampaknya terlambat membunyikan peluit kala salah satu pemain Makedonia terjebak offside padahal terlanjur menjebol gawang Ukraina. Namun demikian si pemain dan seluruh tim Makedonia tampak menerima dengan rendah hati sekalipun golnya dianulir.
Kelima, sekali pun kebobolan dua kali selama babak pertama toh Makedonia terus mengalir serangannya dan bukan hanya bertahan. Bahkan sangat merepotkan pemain belakang Ukraina yang berkali-kali kedodoran sehingga membuahkan pinalti.
Keenam, kurang tajamnya penyerang Makedonia dalam menembak ke gawang serta tangguhnya penjaga gawang membuat gawang Ukraina sulit dibobol. Bahkan si penjaga gawang berhasil menahan tendangan pinalti hanya saja kekurang sigapan pemain bertahan Ukraina, bola pantul bisa dilesakkan kembali ke gawang sebelum penjaga gawang kembali ke posisi yang tepat. Kedudukan menjadi 2-1 untuk Ukraina.
Ketujuh, Ukraina yang kedudukannya di atas sedikit Makedonia terus menyerang dan merepotkan pertahanan Makedonia sehingga membuahkan penalti. Seperti halnya penjaga gawang Ukraina yang berjibaku menyelamatkan gawang dari kebobolan, demikian juga penjaga gawang Makedonia berhasil menahan tendangan pinalti sehingga Ukraina gagal menambah gol dan tetap menang 2-1 atas Makedonia hingga peluit terakhir.
Kedudukan 2-1 menunjukan pertandingan cukup berimbang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H