Akhir April curah hujan semakin turun, tanda memasuki musim kemarau. Tetumbuhan mulai meranggas kering. Warna hijau daun dan batang, terutama jenis rerumputan mulai menguning bahkan banyak yang telah berubah kecoklatan. Demikian juga tetumbuhan yang membentang di kaldera Bromo.
Lautan pasir yang saat musim hujan berwarna kehitaman dan padat kini menjadi sedikit kelabu dan mudah terurai jika terinjak. Sehingga sangat licin dan cukup berbahaya bagi pengendara sepeda motor yang tidak terbiasa lewat di sana. Termasuk para pecinta motor trail dan juga penulis sendiri yang sudah ratusan kali lewat sana. Terutama jika berboncengan.
Namun tidak demikian bagi masyarakat Suku Tengger yang sering atau bahkan setiap hari menyeberangi lautan pasir untuk mencari rumput pakan ternak atau berdagang hasil bumi.
Mengendarai sepeda motor dengan kecepatan di atas 50 km perjam adalah hal biasa padahal dengan membonceng tiga orang. Istri dan dua anaknya serta membawa kentang seberat 45 kg. Padahal setelah kaldera dan padang sabana ada tanjakan sekitar 35 derajat dan berliku tajam sepanjang 2km.
Inilah salah satu pemandangan unik di kaldera Bromo.
Kira-kira para rider MotoGP berani ga ya?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H