Lihat ke Halaman Asli

Mbah Ukik

TERVERIFIKASI

Jajah desa milang kori.

Saat Kami Harus Isolasi Mandiri

Diperbarui: 3 April 2021   08:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sambutan saat masuk rumah sakit. Dokumen pribadi

Sedang asyik-asyiknya bicara tentang keberhasilan saya dan istri membuat rekor gowes sejauh 63 km pada Kamis, 18 Maret lalu, tiba-tiba saja Si Tengah memberitahu bahwa ia tidak bisa merasakan dan membau masakan yang tersaji dan disantapnya.

Sontak makan malam segera kami hentikan lalu menghubungi seorang dokter teman kami sejak mudika. Berkat Beliau, malam itu kami sekeluarga langsung test swab di RS Panti Nirmala, dan hasil positif untuk Si Tengah dan negatif untuk yang lain. 

Atas saran pihak rumah sakit pula, Si Tengah dianjurkan isolasi mandiri di RS Lapangan Idjen Boulevard yang memang khusus menerima pasien Covid-19.

Perlengkapan fitness di RS LAPANGAN IJEN BOULEVARD. Dokumen pribadi

Dokumen pribadi.

Esok harinya, kami langsung memberitahu pihak RT-RW akan kejadian ini dan menghubungi RS Lapangan Idjen Boulevard yang respon cepat dan segera akan mengirim ambulan. 

Atas dasar bahwa Si Tengah tidak ada gejala demam dan batuk serta supaya tidak menjadi geger kami mengantar sendiri.

Hanya dalam hitungan 3-4 jam, berita terpaparnya putri kami membuat kampung dan gereja paroki kami geger. 

Maklum, di blog perumahan kami sebelumnya ada 2 orang warga gereja yang meninggal akibat covid-19 dengan penyakit bawaan ditambah lagi kami yang melayani secara pastoral. 

Apalagi sejak natal sebagai pelayan gereja kami berdua aktif di banyak kegiatan mulai dari paduan suara hingga ketahanan pangan.

Di blog perumahan banyak yang memuji karena kami cepat tanggap, di sisi lain banyak yang kuatir dan takut sebab  berkat laporan kami, membongkar beberapa warga yang positif dan dirawat di rumah sakit tanpa memberitahu pihak RT-RW. 

Sedang pihak RT-RW mendapat kabar dari Puskesmas. Kampung pun menjadi sepi apalagi tiga hari kemudian 2 tetangga kami meninggal akibat covid-19. Makin gegerlah kampung.

Sajian kue kering setiap hari. Dokumen pribadi

Sebagian pakaian dari RS LAPANGAN IJEN BOULEVARD. Dokumen pribadi

Di gereja pun geger dan diputuskan dalam satu wilayah tempat tinggal kami sekitar 300 umat tidak diperkenankan mengikuti perayaan ekaristi selama pekan suci, sekali pun jumlah warga sudah dibatasi sesuai dengan protokol kesehatan. 
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline