Kurupati Suyudana hanya duduk terdiam dalam kedukaan tiada tara setelah satu persatu saudaranya gugur. Kini dalam tahta tanpa arti kekuasaan ia hanya bisa berpasrah dalam pertempuran terakhir di hadapan segelintir punggawanya.
Kemenangan hanya sebuah angan dan kekalahan adalah kemegahan diri menuju kematian.
Wajahnya kini makin sembab menanggung semua derita karena nafsu kuasa.
Bayangan hitam kematian sudah di hadapannya. Dikumpulkannya sisa-sisa kekuatan untuk menerima kenyataan penuh sesal masa lalu. Mengapa ia begitu tunduk pada si tua Begawan Durna dan patuh pada Sengkuni Mahapatih Astinapura.
Jauh di ujung Kurusetra, ksatria gagah Werkudara menantinya untuk menghantar menuju pasulayan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H