Lihat ke Halaman Asli

Mbah Ukik

TERVERIFIKASI

Jajah desa milang kori.

Mari Bertani Sayur

Diperbarui: 4 Desember 2020   20:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siap panen. Dokumen pribadi

Menjadi petani itu memang asyik. Penuh dinamika. Tak kalah serunya dengan menjadi profesi ekskutif kantoran. Bila pandai mengolah secara profesional maka keuntungan yang diperoleh bisa puluhan juta walau dari tanah setengah hektar lahan dalam sekali musim. Bertani kentang, apel, gandum, cabai, tomat, sawi, dan kangkung pernah penulis posting di sini. 

Kali ini penulis ingin berbagi cara pengolahan tanah untuk menanam sayur. Memang dalam gambar lebih banyak kangkung namun demikian berlaku juga untuk menanam sawi, kemangi, bayam, dan kangkung. Tetapi tidak berlaku untuk mentimun, kacang panjang, tomat, dan kedelai.

No: 2 Semprot gulma dengan herbisida. Dokpri

No: 3 Tata kembali parit. Dokumen pribadi

No: 4 Lahan sudah bersih. Dokumen pribadi

No: 5 Lahan baru. Dokumen pribadi

Langkah pertama bersihkan lahan dari sisa-sisa tanaman yang telah dipanen atau gulma yang tumbuh liar pesca panen. Membersihkan bisa dengan cara konvensional dengan menggunakan tenaga manusia yang tentunya lebih lama atau dengan menggunakan herbisida yang dapat dilakukan dalam 2-3 hari saja. 

Selanjutnya gali kembali parit pengairan terdahulu serta merapikan atau menata kembali gulutan untuk menanam sayur. Lihat gambar no 2, 3, dan 4.  

Jika lahan yang dipakai bekas menanam padi, jagung, tebu, kedelai, atau tanaman tanpa gulutan, maka harus membuat gulutan terlebih dahulu selebar 1,5-2m, jangan kurang dari 1,5m sebab menyebabkan banyak air masuk dan lebih dari 2m sebab bisa kekurangan air. 

Setiap gulutan dibatasi dengan parit pengairan selebar 30-35cm dengan kedalaman 20-25cm saja. Parit ini berfungsi sebagai jalur pengairan. Lihat gambar no 5.  

No: 5A. Lahan baru siap tanam. Dokpri

No: 6 Lahan diairi. Dokpri

No:7 Tebarkan benih. Dokpri

No: 8 Tidak merata karena kekurangan air dan disantap burung. Dokpri

No: 9 Musim hujan kelebihan air dan hanyut lalu tumbuh di parit. Dokpri

Jika gulutan dan parit sudah selesai, segera aliri dengan air tanpa menggenangi lahan secara keseluruhan atau bila dipandang perlu karena musim kemarau maka perendaman selama 1-2 hari saja. 

Selanjutnya tebarkan benih pada saat tanah masih basah sehingga mudah terangsang tumbuhnya tunas atau kecambah. Bila menanam pada musim kemarau, saat penebaran benih parit wajib terisi air untuk menghindari keringnya lahan dan benih sulit menjadi kecambah atau menumbuhkan tunas baru dan benih-benih yang belum tumbuh menjadi santapan burung. Lihat gambar no: 8.  

Pada musim hujan parit sebaiknya tidak dialiri air dan pintu parit terbuka sehingga jika hujan lahan tidak tergenang yang dapat menghanyutkan benih lalu tumbuh berserakan tidak rata bahkan tumbuh di parit. Lihat gambar no: 9

Dalam pengairan lahan hendaknya bekerjasama dengan petugas jagatirta atau kuwawa yang menjaga sistem pengairan desa untuk menjaga pasokan air. Lihat gambar no: 10.

No: 10. Percayakan pengairan pada petugas desa, Dokpri

No: 11 Pilih bibit unggul. Dokpri

No:12. Tanaman gagal panen tak selamanya bagus diambil benihnya. Dokpri

No: 13 Tiga-empat hari setelah bibit ditebarkan akan tumbuh kecambah sebagai tanaman baru. Dokpri

Untuk hasil panen yang melimpah, pilihlah bibit unggul yang dapat dibeli di toko pertanian. Lihat gambar no 11. Menggunakan bibit yang diambil dari tanaman sendiri yang tidak dipanen (lihat gambar no: 12) karena harga turun sangat riskan akan kegagaltumbuhan akibat tidak tahan hama atau tidak tumbuh subur. 
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline